Perubahan BI Rate Ditentukan Perekonomian Global
Bank Indonesia (BI) melihat kenaikan BI rate tidak akan berlanjut lagi.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA- Bank Indonesia (BI) melihat kenaikan BI rate tidak akan berlanjut lagi. Kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin atau 6 persen merupakan usaha BI mewaspadai inflasi atas kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Namun BI masih melihat kondisi global atas stimulus yang terjadi di AS.
Hal itu diungkapkan Difi Johansyah, Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat BI, menurutnya perubahan atas BI rate akan dipandang perlu jika memang kondisi global semakin memburuk. Jika saja kondisi global memburuk maka ada kemungkinan Bi akan melakukan perubahan atas BI rate dan Fasbi.
"Ini masih mewanti-wanti kami sudah naikan BI rate diawal dan berjanji akan menahan sebisa mungkin, namun kita masih lihat perekonomian global terutama melambatnya stimulus dalam pertumbuhan ekonomi di AS," katanya di Jakarta, Rabu (19/07/2013).
Ia tidak menjanjikan apakah BI rate akan dinaikan atau diturunkan. Yang pasti persoalan likuiditas sedang mengancam negara berkembang jika stimulus yang diberikan the Fed sebesar 85 miliar dollar AS per bulan kepada emerging market diputuskan dan beralih kepada peningkatan perekonomian di AS.
"Jika ini diputuskan maka indonesia akan kehilangan likuiditas dan jika itu terjadi maka pertumbuhan ekonomi indonesia akan terkena akibatnya serapan untuk surat berharga, pasar modal akan menurun, dan ini yang jadi pertimbangan kita untuk menentukan Fasbi dan Bi rate," katanya.
Difi juga membantah pernyataan beberapa pengamat yang menilai BI akan menaikan BI rate untuk mengimbangi volatilitas rupiah. Menurutnya selama rupiah berhasil dijaga dititik Rp 9800 per dollar AS, maka BI belum bisa menaikan BI rate. Lagipula BI membuka perdagangan fasilitas term deposit untuk menahan likuiditas valas ke luar negeri.
"Belum, lah makanya kita lihat dulu dampak dari FOMC apakah mereka mau berhentikan stimulus atau tidak ?, ini yang akan kita tunggu," katanya.