Bank Mandiri Belum Revisi Target Akhir Tahun
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku sudah menaikkan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pascakenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate)
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku sudah menaikkan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pascakenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Bank Mandiri telah menaikkan bunga KPR menjadi 8 persen setahun per 1 Juli 2013.
Kenaikan bunga diiringi dengan optimisme tidak akan adanya penurunan pertumbuhan KPR Bank Mandiri. Tekanan daya beli dan kebijakan BI atas batas Loan To Value (LTV) bagi rumah kedua dan ketiga tidak turut menurunkan KPR sampai dengan akhir tahun.
Tardi, Executive Vice President Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri, mengatakan tidak akan mengubah target sampai akhir tahun meskipun banyak tekanan menghadang. Bank Mandiri juga mengaku sebagian besar porfolionya merupakan end user (pengguna) dan berada di kisaran Rp 700 juta sehingga tidak terpengaruh dengan kenaikan LTV.
"Kami rasa tantangan tahun ini tidak akan menurunkan KPR yang tumbuh 28 persen, selain itu KPR banyak dihuni end user, untuk rumah di atas Rp 1 miliar masih jarang jadi kami perkirakan masih tumbuh baik," katanya, kemarin.
Ia malah mengatakan pengaruhnya hanya sesaat saja. Sama seperti kenaikan DP KPR dari 20 ke 30 persen yang pernah dilakukan Gubernur BI terdahulu, Darmin Nasution. Kebijakan ini juga bertujuan untuk menekan ulah spekulan dan developer yang memainkan harga jual properti secara lebih mahal.
"Saya lihat memang kebijakan ini dilakukan untuk menghalangi kenaikan harga properti yang sudah tidak rasional, kalau permintaan masih sangat besar," katanya.
Ia menjelaskan sekitar 70 persen porfolio KPR BMRI merupakan pembeli dengan dibawah 70 m2 (meter pesergi). Sedangkan 40 persen dari pembeli KPR berasal dari Jabodetabek.
Jumlah end user pun masih sangat sedikit. Dari sekitar 300 ribu porfolio KPR hanya sekitar 6000 porfolio yang merupakan pembeli rumah kedua dan di atasnya.
Untuk mengatasi penetrasi pasar Jabodetabek yang sudah mulai jenuh, ia mengakui banyak menjual properti di daerah lainnya yang masih sangat tumbuh seperti di Surabaya, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya.
Hingga Maret 2013, KPR Bank Mandiri sudah mencapai Rp 24 triliun. Naik dari posisi Desember 2012 yang mencapai Rp 22,8 triliun. Kenaikan ini menandakan masih tingginya minat masyarakat untuk mengambil KPR.