Amien Rais Bicara Roda Belakang, Hatta Roda Depan
Sama sekali tidak ada pertentangan antara pak Amien dan bang Hatta dalam menilai perekonomian Indonesia
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo membantah ada perbedaan pendapat antara Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Amien Rais dengan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa soal perekonomian Indonesia saat ini.
"Sama sekali tidak ada pertentangan antara pak Amien dan bang Hatta dalam menilai perekonomian Indonesia," kata Drajad kepada Tribunnews.com, Sabtu (24/8/2013).
Seperti diberitakan dalam pidato kedua tokoh PAN ini di JCC Jakarta tadi malam muncul perbedaan tajam soal ekonomi Indonesia saat ini.
"Seperti yang beberapa kali saya ungkapkan, perekonomian Indonesia sekarang ini ibarat mobil dengan dua set roda yang lari dengan kecepatan berbeda. Roda depan berlari sangat kencang, sementara roda belakang berlari lambat bahkan kadang-kadang macet," kata Drajad.
Mudahnya, kata Drajad, terdapat dualisme dalam perekonomian kita. Akibatnya adalah ketimpangan pendapatan yang semakin besar antar sesama rakyat Indonesia.
Menurut Drajad, ini terlihat dari gini ratio yang naik dari sekitar 0.32-0.36 zaman Presiden Megawati menjadi 0.41 zaman Presiden SBY.
"Roda depan itu perumpamaan bagi rakyat kita yang menikmati pertumbuhan ekonomi cepat," kata Drajad.
Contohnya, kata dia, adalah mereka yang mendapat rejeki dari tambang migas dan mineral, atau yang bergerak di sektor keuangan, perbankan, telekomunikasi, perdagangan (terutama importir). Mereka yang mendapat "perlakuan khusus" dari oknum pejabat negara (termasuk para mafia) seperti kuota impor, blok migas, dan sebagainya juga termasuk dalam roda depan.
"Ini menimbulkan ledakan kelas menengah, yang antara lain terlihat dari konsumsi," kata Drajad.
Sebagai contoh, kata dia, kepemilikan mobil tahun 2000 masih sekitar 3 juta (tepatnya 3,038,913). Pada tahun 2011 saja sudah baik 3 kali lipat menjadi 9,5 juta (9548866). Kepemilikan motor dari 13,6 juta tahun 2000 (13,563,017) naik lebih dari lima kali lipat, yaitu menjadi 68,8 juta (68,839,341). Contoh lain, jumlah telepon seluler diperkirakan mencapai lebih 250 juta, dengan smartphone lebih dari 18 juta.
"Roda belakang mobil adalah kelompok rakyat banyak, khususnya yang tergolong miskin," kata dia.
Data resmi BPS, per Maret 2013 masih terdapat 28.07 juta penduduk Indonesia yang tergolong miskin. Namun data BPS ini banyak diragukan, seperti jika di-cek silang dengan target penerima bantuan langsung pemerintah.
"Jika menggunakan kriteria internasional (yaitu 2 dolar AS per kapita per hari), jumlah penduduk miskin diperkirakan masih 60 juta lebih," kata dia.
Bahkan dengan Rupiah yang anjlok sekitar 15 persen (year to day), jumlah penduduk miskin dipastikan melonjak drastis. Kalau data resmi BPS tidak menunjukkan jumlah penduduk miskin di atas 30 juta, maka makin rusak kredibilitas BPS.
Apalagi inflasi year on year (tahunan) per Juli 2013 sudah mencapai 8.61 persen.
"Secara riil terjadi lonjakan drastis jumlah penduduk miskin," kata Drajad.
"Belum lagi sektor produksi kita yang makin tertinggal, terbukti dari defisit perdagangan pada banyak sektor seperti pangan, telekomunikasi dan sebagainya. Belum lagi dominansi asing dalam sumber daya pertambangan kita dan banyak sektor lainnya," ujar Drajad.
Jadi, menurut Drajad, Amien Rais dan Hatta Rajasa berbicara tentang mobil yang sama secara utuh.
"Pak Amien fokus pada bagian roda belakang, bang Hatta roda depan," kata Drajad.
"Tugas kader PAN untuk membuat roda belakang dan depan berjalan harmonis sehingga rakyat lebih sejahtera," kata Drajad.