Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ganjar: Tata Niaga Kedelai Dikuasai Kartel

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, tata niaga kedelai di Indonesia saat ini tergolong bobrok

Editor: Sanusi
zoom-in Ganjar: Tata Niaga Kedelai Dikuasai Kartel
/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
KEMBALI PRODUKSI - Slamet (47) membersihkan kacang kedelai yang sudah direbus saat akan memulai produksi tempe kembali setelah tiga hari mogok produksi di pabrik tempe Arema, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Rabu (11/9). Tiga hari mengikuti mogok produksi secara masal sebagai bentuk protes akibat belonjaknya harga kedelai, pakrik yang memproduksi tempe dengan bahan baku dua kwintal kedelai impor per hari itu harus merugi lebih dari Rp 500 ribu per hari. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, tata niaga kedelai di Indonesia saat ini tergolong bobrok. Arus perdagangan komoditas ini masih dikuasai mekanisme kartel oleh para importir kedelai sehingga menyulitkan pengembangan pertanian kedelai lokal.

”Saya memang agak keras dalam memerangi praktik kartel kedelai. Dari sisi teknis, kedelai lokal kita ternyata banyak yang jauh lebih bagus untuk dikembangkan. Namun, seolah pasokan hanya bisa dipenuhi produk impor sehingga membuat petani tidak bergairah menanamnya,” kata Ganjar, Selasa (17/9/2013), pada diskusi bertema ”Krisis Kedelai Berulang, Mungkinkah Kedelai Lokal Bangkit?” yang diadakan Harian Kompas Perwakilan Jawa Tengah di Hotel Santika Premiere, Semarang.

Diskusi ini antara lain menghadirkan pejabat di Pemerintah Provinsi Jateng, Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Jateng Witono, sejumlah petani kedelai dari Kabupaten Grobogan, anggota DPRD Jateng Istajib, dan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng Moeh Ismail Wahab.

Menurut Ganjar, bisnis kedelai dikuasai 14 importir yang memegang surat persetujuan impor dan mekanismenya mengarah ke sistem kartel. Bisnis kedelai impor berkembang seiring makin menyusutnya lahan tanaman kedelai.

Kepala Perum Bulog Divre Jateng Witono mengatakan, salah satu kendala Bulog membeli kedelai petani adalah harga jual di atas harga penetapan pemerintah (HPP). Menurut dia, HPP kedelai Rp 7.000 per kilogram.

Di lapangan, harga sudah mencapai Rp 8.000 per kilogram. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng Ismail Wahab mengatakan, Jateng sangat berpotensi menjadi sentra kedelai lagi. Hal itu karena luas lahan kedelai di provinsi ini pernah mencapai 233.000 hektar pada 1992.

Di Jakarta, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, pemerintah menambah volume izin impor kedelai hingga akhir tahun 1,1 juta ton dari sebelumnya 580.000 ton. Penambahan kuota volume izin impor kedelai dilakukan terkait kebijakan relaksasi impor kedelai sesuai arahan Wakil Presiden Boediono.

Berita Rekomendasi

Di Bogor, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memprediksi harga kedelai akan naik lagi beberapa bulan mendatang. Indonesia masih mengimpor kedelai yang harganya dipengaruhi kurs dollar AS. Selain itu, produksi kedelai AS juga sedang kurang baik sehingga yang dilepas ke pasar dunia akan berkurang.(MAS/BRO/WHO/SON/GRE/RWN)

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas