Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Stok Kedelai Kosong, Mendag Sindir Mentan

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai hasil produksi kedelai dalam negeri sudah kosong.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
zoom-in Stok Kedelai Kosong, Mendag Sindir Mentan
/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
KEMBALI PRODUKSI - Slamet (47) membersihkan kacang kedelai yang sudah direbus saat akan memulai produksi tempe 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai hasil produksi kedelai dalam negeri sudah kosong.

Secara tidak langsung, Gita pun menyindir Menteri Pertanian Suswono sebagai pejabat yang harus bertanggung jawab dengan kelangkaan kedelai dalam negeri.

Tanpa mau menyebutkan nama Suswono sebagai menteri yang mengurus produksi pangan dalam negeri, Gita mengajak para wartawan menebak siapa yang harus bertanggung jawab atas hilangnya kedelai di pasar beberapa waktu lalu.

"Ayo kamu tebak siapa yang mengurusi produksi kedelai lokal?," ujar Gita sembari bercanda, Jumat (20/9/2013).

Gita pun menjelaskan posisinya di dalam pemerintah mengurus perdagangan saja. Mantan Kepala BKPM tersebut, menegaskan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas produksi pangan dalam negeri.

"Saya bukan mengurusi produksi, saya mengurusi perdagangan," ungkap Gita.

Pemerintah akhirnya membebaskan bea masuk untuk impor kedelai. Hal itu dilakukan untuk menurunkan harga kedelai di dalam negeri

Berita Rekomendasi

"Peraturan menteri keuangan (PMK) akan memangkas bea masuk kedelai dari 5 persen jadi 0 persen, hari ini Insya allah keluar," ujar Gita.

Gita mengungkapkan penghapusan bea masuk karena mata uang rupiah yang masih melemah sampai saat ini. Dengan keadaan depresiasi rupiah otomatis daya beli untuk kedelai luar tinggi juga sangat mahal. "Kebijakan diambil karena adanya faktor eksternal, gejolak harga kedelai di pasar internasional," ujar Gita.

Gita menambahkan alasan lain bea masuk dihilangkan karena kedelai di luar negeri saat ini langka akibat cuaca yang tidak mendukung untuk panen. Jika pasokan kedelai di luar negeri sedikit, otomatis pasar luar negeri menaikkan harga jualnya.

"Penyebabnya karena anomali cuaca di negara-negara produsen kedelai seperti AS sehingga memicu kenaikan harga," ungkap Gita Wirjawan.

Sebelumnya diberitakan, lewat akun Twitter @SBYudhoyono, SBY mengaku memantau masyarakat yang masih membicarakan kekurangan stok kedelai maupun tingginya harga kedelai.

Presiden mengatakan, akibat pertambahan penduduk, meningkatnya kelompok menengah, dan daya beli masyarakat, kebutuhan kedelai menjadi meningkat.

Presiden menambahkan, harga kedelai harus membuat petani untung, namun juga bisa dijangkau produsen tahu dan tempe. "Saya harap para importir dan pedagang tidak melakukan hal-hal yang membuat harga kedelai naik secara tidak wajar. Ingat rakyat kita," kata SBY.

Harga kedelai sempat tembus Rp 10.000 per kilogram. Tingginya harga kedelai itu membuat produsen tahu dan tempe sulit menentukan harga jual. Ketika harga dinaikkan, pembeli mengeluh sehingga menurunkan omzet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas