TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Rencana pemerintah tetap memberlakukan kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) 15 persen pada 1 Oktober mendatang, membuat sejumlah pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Medan resah.

Agus Salim, perajin sepatu di Pusat Industri Kecil (PIK) Medan, Jalan Menteng VII mengungkapkan, sangat kecewa dengan keputusan pemerintah tersebut. Menurutnya kenaikan TDL akan semakin membuat ia dan masyarakat lain semakin menjerit, sebab pelayanan yang diberikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak sesuai.

"Saat ini saja sering mati lampu, malah mau dinaikkan pula TDL, sakit kali rasanya, tapi gimana mau dicegah, namanya juga kebijakan pemerintah," ujarnya.

Ia menuturkan, meskipun TDL bakal naik, ia tidak akan menaikkan harga produknya yang saat ini di banderol Rp 70 ribu untuk satu pasang, sebab jika harga produknya dinaikkan akan menimbulkan keluhan terhadap para pelanggan yang nantinya akan menimbulkan kekecewaan dan akhirnya kabur.

"Kalau TDL naik, mana bisa kami sembarangan naikkan harga produk kami, bisa kabur pelanggan kalau kayak gitu," jelasnya.
Sementara itu, Desi pemilik usaha konveksi pakaian di PIK Medan juga mengungkapkan hal yang sama. Kenaikan TDL hanya membuatnya semakin resah melakukan proses usaha.

"Aneh saya lihat pemerintah, kemarin saja baru naik harga-harga barang akibat naiknya bahan bakar minyak, sekarang tarif listrik mau naik lagi, gimana kita mau sesuaikan harga, kalau semabarangan kita kasih harga, pelanggan bisa lari, dan usaha kita bisa mati kalau begini," ujarnya.

General Manager (GM) PT PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU), Bernadus Sudarmanta saat dikonfirmasi mengatakan kenaikan TDL merupakan keputusan nasional. "Apapun masalah wilayah seperti kualitas maupun kaantitas pembangkit itu tetap keputusan nasional," katanya.(cr3)