Tangkuban Parahu Sumbang PNBP Tertinggi
Tangkuban Parahu sumbangkan rata-rata Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Meski kondisinya sedang 'batuk-batuk' tidak mempengaruhi prestasi taman wisata alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu (Jawa Barat) untuk mendapatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terbesar.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jabar, Joko Prihatno mengatakan, Tangkubanparahu sebagai sumber PNBP paling besar dibanding TWA lainnya. "Tangkuban Parahu sumbangkan rata-rata Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar (per tahun)," katanya.
Tangkubanparahu sebagai TWA yang menyumbangkan PNBP terbesar dari karcis dibandingkan semua TWA di Indonesia. Urutan berikutnya diraih TWA Komodo (NTT), Gunung Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), dan TWA Bantimurung (Sulawesi Selatan)
Meski kekurangan Rp 3 miliar untuk meraih target, Joko optimistis target PNBP itu tercapai pada akhir tahun. Hal itu karena masih tersisa sejumlah liburan hingga akhir tahun ini seperti Iduladha dan tahun baru Hijriah serta Natal. Realisasi PNBP 2012 dari TWA melampui target, hampir mencapai Rp 6,6 miliar dari target Rp 6 miliar.
Menutu Joko, KSDA) Jabar menargetkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) taman wisata alam (TWA) di Jabar senilai Rp 10 miliar pada 2014.
Nilai target itu Rp 2 miliar lebih tinggi daripada target PNBP dari sektor yang pada 2013. "Tahun ini, target PNBP dari karcis masuk senilai Rp 8 miliar," ujar Kepala Balai Besar KSDA, Joko Prihatno, di sela-sela Rapat Koordinasi Pengembangan Wisata Alam Lingkup Balai Besar KSDA Jabar, Hotel Karang Sentra, Bandung, Kamis (10/10/2013).
Naiknya target PNBP itu, lanjut Joko, lantaran adanya peningkatan kinerja para pemegang izin pengusahaan pariwisata alam (IPPA) di TWA-TWA.
Selain Tangkubanparahu yang masih menjadi TWA unggulan, ada empat TWA yang mengalami perkembangan. Salah satunya Cimanggu yang dikelola Perhutani, meningkat dari sedang menjadi baik. Joko mengaku hal itu karena pemerintah membangun konektivitas antara tiga pemegang IPPA di TWA itu, yakni CV Bina Wana Lestari, Amanah Sembilan Belas, dan Perum Perhutani.
Tiga TWA lain meningkat dari kurang menjadi sedang, yakni Telaga Warna dan Jember dengan pemegang IPPA PT LDK, Pulau Sangiang di bawah PT PKP, dan Linggarjati yang dikelola PT Linggarjati Wigena.