Bank Jabar Banten Rengkuh Laba Bersih Rp 1,1 T
Capaian tersebut melebihi target pada awal tahun dimana BJB menargetkan labanya mencapai Rp 950 miliar
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) telah berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada kuartal III-2013 atau mengalami peningkatan sebesar 15,9 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro, mengatakan capaian tersebut melebihi target pada awal tahun dimana BJB menargetkan labanya mencapai Rp 950 miliar.
"Kami cukup bangga dengan pencapaian yang melebihi target awal tahun, dari sisi kredit, kami mencatat pertumbuhan sebesar 34,4 persen atau mencapai sebesar Rp 44,1 triliun, diatas rata-rata perbankan yang mencapai sebesar 22,9 persen," ujar Bien Subiantoro di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (23/10)
Menurut Bien, pertumbuhan-pertumbuhan tersebut mencerminkan masih stabilnya aktivitas bisnis Bank BJB di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil terutama perekonomian di Indonesia.
"Hal ini terbukti pada kenaikan pada kuartal III-2013 di bidang kredit ditopang dari sektor KPR yang mencapai sebesar Rp 3,506 triliun atau tumbuh sebesar 188,7 persen," katanya.
Namun tidak hanya KPR, salah satu sumber pertumbuhan Bank BJB juga terlihat dari sektor kredit produktif yang cukup mencolok pula yaitu pada penyaluran kredit mikro.
Hal itu dapat dilihat dari posisi kredit mikro Bank BJB yang mencapai sebesar Rp 5,493 triliun atau meningkat sebesar 33,4 persen jika dibandingkan dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Total aset mencapai sebesar Rp 75,9 triliun atau meningkat sebesar 12 persen ketimbang periode yang sama pada tahun lalu.
Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp 56,6 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 7,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, ratio keuangan Bank BJB dengan posisi Return on Asset (RoA) berada pada posisi 2,2 persen, sedangkan Return on Equity (RoE) sebesar 23,5 persen dengan NIM stabil di angka 8 persen.