37,5 Juta Penduduk Masih Simpan Uang di Bawah Bantal
Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia masih belum mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang lembaga keuangan perbankan.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA. Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 250 juta jiwa. Tapi ternyata, tidak seluruhnya mengerti dan mendapatkan akses ke lembaga keuangan.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kemudayaan (Kemendigbud) Musliar Kasim mengatakan, saat ini sebagian kecil penduduk yang tidak mempercayai atau bahkan tidak paham mengenai fungsi lembaga keuangan perbankan.
Musliar menyebutkan, berdasarkan data 2011, sebanyak 15% dari jumlah 250 juta jiwa penduduk Indonesia masih menyimpan uang mereka di rumah. Ini berarti, sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia masih belum mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang lembaga keuangan perbankan.
"15% penduduk Indonesia masih menyimpan dananya di bawah bantal di rumah. Yang menggunakan akses lembaga keuangan untuk meminjam uang hanya sebesar 9%," kata Musliar di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (25/10).
Jumlah masyarakat yang belum melek atau mengerti lembaga keuangan perbankan tersebar di daerah-daerah pedesaan dan wilayah terpencil di Indonesia. Menurutnya, sebagian masyarakat pedesaan masih sangat mempercayakan pengelolaan keuangan kepada lembaga-lembaga atau kelompok perkumpulan yang tidak berlandaskan hukum.
"Kenapa ada ketidaktahuan masyarakat terhadap lembaga keuangan? Itu karena masyarakat di daerah lebih memanfaatkan koperasi. Padahal koperasi tidak bisa dijaminkan dananya. LPS (lembaga penjamin simpan) tidak bisa menjamin koperasi," ucapnya.
Karena itu, demi meningkatkan jumlah penduduk yang paham dan mengerti akan fungsi lembaga keuangan, Kemendigbud mengatakan siap berpartisipasi dalam melakukan sosialisasi terutama pendidikan di kalangan muda Indonesia.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap untuk ikut mengedukasi masyarakat dalam sosialisasi terkait lembaga keuangan. Kami berharap pelajar sejak tingkat sekolah dasar sudah dapat mengerti lembaga keuangan perbankan. Kami ingin masyarakat mengetahui sejak dini tentang bank," jelas Musliar.(KONTAN/ Dea Chadiza Syafina)