Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6 Persen
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III melemah menjadi 5,6% atau lebih rendah dari proyeksi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III melemah menjadi 5,6% atau lebih rendah dari proyeksi PT Bank DBS Indonesia, yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di angka 5,7%.
Sedangkan untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 ini, DBS Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di angka 5,8%. “Tetapi kami melihat adanya kemungkinan angka perkiraan ini turun,” kata laporan hasil riset yang disusun Gundy Cahyadi, ekonom DBS Bank Ltd.
Menurut DBS, melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi karena menyusutnya laju investasi di dalam negeri. Selain itu, DBS menilai ada efek negatif dari pelemahan nilai tukar rupiah yang menjadi faktor utama penyebab melemahnya pertumbuhan investasi di Indonesia.
Tak hanya itu, kenaikan suku bunga yang dilakukan beberapa kali oleh Bank Indonesia (BI) serta ketidakpastian di pasar finansial juga ikut menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Kami memperkirakan, pertumbuhan investasi masih melemah memasuki tahun 2014,” jelas Gundy.
Konsumsi swasta tinggi
Namun, tak semua indikator pertumbuhan ekonomi lesu atau negatif. DBS menemukan adanya faktor yang positif yang akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap optimistis. “Yang terus membuat kami lebih optimistis di pasar Indonesia adalah, masih kuatnya pertumbuhan konsumsi swasta di Indonesia,” jelas Gundy dalam laporan.
Menurut DBS, pertumbuhan konsumsi swasta kuartal III naik ke 5,5% year on year (yoy ). Sedangkan di kuartal sebelumnya pertumbuhan konsumsi swasta hanya naik di 5,1%. Kontribusi pertumbuhan konsumsi swasta atas PDB Indonesia berada di atas 50%.
“Ini kenyataan, pertumbuhan konsumsi swasta merupakan pilar penting untuk perekonomian Indonesia. Sampai kapan ini akan terus berlanjut? Data-data terakhir menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi swasta akan positif di beberapa kuartal ke depan,” tambah Gundy.
Selain itu, DBS juga masih optimistis melihat data keyakinan konsumen, yang dinilai telah membaik di bulan Oktober. Sentimen konsumen juga terpengaruh sentimen pasar finansial yang memabik membaik beberapa bulan terakhir.
Dalam proyeksi DBS, tingkat konsumsi nantinya akan memabik pada periode pra-pemilu. Selain itu, tuntutan kenaikan upah buruh bisa mempengaruhi pertumbuhan konsumsi swasta di Indonesia. “Bagaimanapun, saat ini kami melihat adanya kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun 2014. Proyeksi kami untuk tingkat pertumbuhan ada di angka 6% bukanlah hal yang mustahil,” kata Gundy. (Asnil Bambani Amri)