Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Merasakan Atmosfer Brooklyn di Serpong

Brooklyn, kota satelit New York, Amerika Serikat yang dibawa ke Indonesia, tepatnya kawasan Serpong, Banten.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Merasakan Atmosfer Brooklyn di Serpong
Konsep hunian yang dipadukan dengan kantor atau lazim disebut small office home office (SOHO) kembali diperkenalkan pengembang. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan yang kian meningkat di kalangan pengusaha dan anak muda. 

TRIBUNNEWS.COM SERPONG,  - Satu lagi gimmick pemasaran properti yang coba dikampanyekan pengembang, yakni tawaran kehidupan Brooklyn, kota satelit New York, Amerika Serikat yang dibawa ke Indonesia, tepatnya kawasan Serpong, Banten.

Gimmick ini ditawarkan oleh pengembang yang merupakan usaha patungan antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Triniti Property Group. Keduanya membangun apartemen dengan konsep small office home office (SOHO) bertajuk Brooklyn, sebanyak 900 unit dalam dua menara.

Sudah demikian frustrasikah pengembang sehingga mengadopsi trik-trik tertentu guna memikat perhatian konsumen di tengah sengitnya kompetisi pasar properti, setelah setiap saat disuguhi iklan sangat provokatif "setiap senin harga naik"?

Namun, Chief Executive Officer (CEO) Brooklyn, Bong Chandra, menukas, bahwa tawaran kehidupan kota Brooklyn bukan sekadar gimmick, melainkan konsep yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan lokasi di mana "Brooklyn" berada.

"Dan Serpong sangat cocok untuk dikembangkan apartemen berkonsep SOHO ala Brooklyn, New York, karena ada banyak pasangan muda dan industri kreatif yang tinggal dan berusaha di kawasan ini. Mereka tentu membutuhkan tempat yang representatif, mengakomodasi dua fungsi sekaligus; hunian dan tempat usaha," papar Bong saat peluncuran "Brooklyn", di Serpong, Minggu (16/2/2014).

Konsep hunian SOHO, sejatinya muncul untuk menjawab kebutuhan tinggal sekaligus bekerja di tempat yang sama. Guna memenuhi kebutuhan para profesional, eksekutif, maupun pengusaha muda terutama start up company, itulah kemudian yang memantik Triniti dan Waskita tertarik menerapkan konsep tersebut.

Di Indonesia, khususnya Jakarta, SOHO sejatinya sudah diperkenalkan sejak 2005 lalu, terutama ketika Cityloft Sudirman dan SOHO Slipi mulai dibangun. Akan tetapi, saat itu pasar tidak terlalu antusias. Padahal, konsep ini sangat praktis, kompak, dinamis dan sesuai kebutuhan kaum urban metropolitan.

Berita Rekomendasi

Nah, apakah kemudian "Brooklyn" justru diterima pasar?

Tidak seperti pendahulunya yang masuk pasar pada saat yang tidak tepat, Bong mengakui, unit-unit apartemen dan SOHO Brooklyn sudah terjual sebanyak 470 unit. Padahal, harganya tak bisa dibilang murah yakni Rp 17,6 juta per meter persegi untuk apartemen, dan Rp 600 juta-Rp 1,1 miliar untuk unit SOHO-nya.

"Harga tersebut bakal meroket sebelum tahun 2014 berakhir, potensi kenaikannya luar biasa karena lokasi Brooklyn ada di jalur utama Serpong. Kami prediksikan harga naik menjadi Rp 25 juta per meter persegi," imbuh Bong.

Selain Brooklyn, sebelumnya diberitakan pengembang PT Bahama Development memperkenalkan SOHO @Menteng Square. SOHO @Menteng Square menempati lokasi di lantai 22 (roof floor) dari dua tower apartemen A dan B Menteng Square, yang terdiri atas 36 unit dengan ukuran 57 m2 (semigross). Apartemen ini ditawarkan dengan harga perdana Rp 790 juta sampai Rp 960 juta per unit.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas