Dana PLTU Batang Bisa Diberikan Sebelum Kabinet Berakhir
Hatta Rajasa menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kabupaten Batang, mulai dibangun Oktober.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kabupaten Batang, mulai dibangun Oktober.
Hal ini berarti mega proyek tersebut bisa diberikan anggaran pembangunan sebelum Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II bubar. "Target kita tetap, Oktober, Batang financial closing," ujar Hatta di kantor Kementerian Perekonomian, Jumat (25/4/2014).
Anggaran yang digunakan untuk membangun PLTU Batang diambil dari utang negara berasal dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Anggaran yang akan disiapkan sebesar Rp 40 triliun dengan skema kerjasama pemerintah swasta (KPS).
"Ini satu-satunya proyek dengan pola KPS yang sangat besar," ungkap Hatta.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional menjelaskan dengan kehadiran PLTU Batang, masyarakat Jawa Tengah tidak akan kekurangan listrik lagi. Pasalnya PLTU Batang dengan kapasitas 2x1.000 megawatt bisa mengaliri 30 persen listrik di Pulau Jawa.
"Jadi tidak boleh gagal karena dia memasok 30 persen Jawa," jelas Hatta.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bertenaga 2x1.000 Mega Watt (MW) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah ditargetkan bisa selesai dibangun 2017. Namun operasi PLTU Batang mulai 2018.