Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menkeu Sebut Krisis Thailand Penyebab Rupiah Melemah

impor pada bulan April diperkirakan akan naik

zoom-in Menkeu Sebut Krisis Thailand Penyebab Rupiah Melemah
Tribunnews/Herudin
Seorang karyawan menata tumpukan uang di pooling cash Bank Mandiri, di Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini berakhir terapresiasi di tengah terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan. Nilai tukar Rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg hari ini berada pada level Rp 11.525 per USD. Posisi ini terapresiasi 37 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp 11.562 per USD. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan, rupiah yang melemah beberapa hari ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu dari dalam negeri dan sentimen kudeta di Thailand.

“Memang saya kira ada dampak ke kita, tapi saya kira terbatas. Tapi saya tidak tahu, rupiah ini melemah karena situasi di Thailand atau situasi domestik. Kalau saya baca di media, saya baca, semuanya bilang karena situasi domestik (pasca penetapan dua pasangan capres-cawapres). Tapi pada saat yang sama juga Thailand ada pengaruhnya,” ujarnya, Senin (26/5/2014).

Chatib menambahkan, impor pada bulan April diperkirakan akan naik. Bukan hanya dari pengaruh Thailand, namun juga perusahaan-perusahaan sudah mulai mengimpor banyak bahan baku dan penolong, setelah mendapatkan pinjaman dari bank.

“Jadi, saya enggak terlalu surprise, misalnya April ini bisa surplusnya kecil, atau malah bisa defisit,” sebutnya.

Hari ini nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,63 persen menjadi RP 11.633 per dollar AS.

Terkait dengan perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit perdagangan Indonesia dengan Thailand menurun dari 402,9 juta dollar AS pada Februari 2014, menjadi 371,9 juta dollar AS pada Maret 2014.

“Situasi politik di Thailand yang kisruh mengganggu produksi di Thailand,” ungkap Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Akibat penurunan produksi Thailand, ekspor Thailand ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia pun menurun. Namun demikian, penurunan pasokan ini menyebabkan harga barang-barang produksi Thailand juga praktis naik.

“Harga mobil bulan April itu naik, khususnya yang dari Thailand. Dampak Thailand ke rata-rata harga mobil Indonesia dari sana, karena produksinya berkurang. Karena volumenya turun, sementara kebutuhan mobil kita tidak berkurang justru naik, sehingga larinya ke harga,” terang Sasmito.(Estu Suryowati)

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas