Semen Indonesia Hemat Listrik Rp120 Miliar dengan Gas Buang
Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, mengatakan biaya investasi pembangunan WHRPG mencapai Rp638 miliar dengan periode konstruksi 24 bulan.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bekerja sama dengan JFE Engineering Jepang (JFE) terkait pembangunan listrik yang memanfaatkan gas buang atau Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) dengan kapasitas 30,6 MW di pabriknya di Tuban.
Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, mengatakan biaya investasi untuk pembangunan WHRPG mencapai Rp638 miliar dengan periode konstruksi sekitar 24 bulan.
"Dana ini diambil melalui kas internal kami, produk ini akan berkontribusi kepada pengurangan emisi CO2 sebesar 122.358 ton per tahun," katanya di Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Pembangunan WHRPG dengan kapasitas 30,6 MW ini akan mengurangi pengunaan listrik PLN sebesar 152 juta KWH pertahun dengan potensi penghematan biaya listrik sekitar Rp120 miliar per tahun.
Diperkirakan, pembangunan tenaga listrik ini akan beroperasi pada akhir semester II 2016. Proyek ini memiliki kandungan lokal yang mencapai 52 persen dan sisanya merupakan impor.
"Ini untuk mengurangi penggunaan listrik dan konsumsi batubara oleh PLN, dan akan mengurangi pengunaan energi," katanya.
WHRPG di Pabrik Tuban akan dibangun di pabrik Tuban 1, Tuban 2, Tuban 3 dan Tuban 4. Hal ini merupakan komitmen perseroan dalam menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pemberdayaan lingkungan.
"Kami mengharapkan dana pemerintah Jepang sebesar kurang dari 20 persen dari total biaya investasi atas upaya penurunan emisi CO2 ini," katanya.
Jun Ogawa General Manager , Asia Pacific Division JFE, mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan proyek pengembangan lingkungan. Dia melihat potensi yang besar dari pembangunan indonesia.
"Ini merupakan proyek lingkungan dan kita melihat kesempatan di indonesia yang sangat potensial, setelah dibeberapa daerah seperti di Thailand, ini yang kedua setelah di Semen Padang," katanya.