Sewa Perkantoran di Jakarta Minus
Jakarta mencatat pertumbuhan sewa perkantoran negatif selama kuartal II 2014 yakni minus 0,5 persen
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jakarta mencatat pertumbuhan sewa perkantoran negatif selama kuartal II 2014 yakni minus 0,5%. Pencapaian ibu kota Indonesia ini kalah dibandingkan Phnom Penh.
Menurut Indeks Sewa Perkantoran Premium Knight Frank Asia Pasifik, Phnom Penh mencatat pertumbuhan sewa perkantoran tertinggi di kawasan Asia Pasifik selama kuartal II 2014, yakni 3,8%.
Selain membawa Phnom Penh jauh menggungguli Jakarta, pencapaian tersebut juga "mengalahkan" 18 kota lainnya. Tujuh dari 18 kota yang disurvei Knight Frank, memperlihatkan pertumbuhan negatif hingga minus 4,1%. Ketujuh kota ini adalah Bangalore, Shanghai, Mumbai, Perth, Seoul, Tokyo, dan Hanoi.
Secara umum, indeks tersebut juga menungkapkan penurunan pertumbuhan 0,7% di kantor-kantor seluruh kawasan Asia Pasifik.
Kepala Riset Knight Frank Asia Pasifik, Nicholas Holt, mengatakan, pada kuartal II tahun ini, pergerakan sewa memang relatif lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Sebanyak sepuluh kota, dari total 20 kota, tumbuh kurang dari 0,5%.
"Hanya tiga kota yakni Phnom Penh, Sydney dan Singapura yang memperlihatkan pertumbuhan sewa lebih dari 0,5%, seiring peningkatan yang signifikan dalam penyerapan bersih dan penurunan tingkat kekosongan," ujar Holt dalam keterangan tertulis yang disampaikan melalui surel kepada Kompas.com, Senin (8/9).
Ke depan, Knight Frank memprediksikan pertumbuhan sewa di 14 pasar dari 20 pasar yang disurvei, akan tetap stabil atau meningkat. (Hilda B Alexander)