Foxconn Minta Lahan Gratis Menuai Jawaban 'Tidak' dari Pemerintah
Permintaan Foxconn akan lahan gratis menuai jawaban “Tidak” dari pemerintah.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA .-Foxconn kembali menghadapi rintangan di Indonesia. Permintaan Foxconn akan lahan gratis menuai jawaban “Tidak” dari pemerintah.
Perusahaan manufaktur elektronik asal Taiwan itu “terbiasa berbisnis di Cina,” kata Menteri Keuangan Chatib Basri dalam suatu wawancara. Di Cina, katanya, lahan bisa diperoleh secara gratis. Di sini, “Anda mesti membeli,” karena pemerintah tak memiliki semua lahan seperti di Cina.
Beberapa tahun belakangan, Foxconn, yang secara resmi bernama Hon Hai Precision Industry Co, mengajukan rencana membangun pabrik di Indonesia. Foxconn terpikat melihat biaya tenaga kerja yang rendah, kestabilan politik, serta pasar domestik yang besar di Indonesia.
Pabrik Cina milik Foxconn—yang dikritik menyusul serangkaian kasus bunuh diri karyawan—merakit produk untuk perusahaan elektronik, termasuk Apple, Hewlett-Packard Co, dan Microsoft Corp. Biaya produksi semakin mahal di Cina. Itulah mengapa Foxconn memburu pasar alternatif.
Foxconn menggenggam daftar insentif yang mereka inginkan untuk calon bisnis mereka di Indonesia. Salah satunya ratusan hektare lahan yang ditawarkan pada harga diskon, atau gratis.
Perusahaan juga meminta perlindungan impor telepon genggam murah, produk yang direncanakan akan mereka rakit di Indonesia. Awal tahun ini, pemerintah sempat mempertimbangkan rencana Foxconn.
Tetapi, “tidak bisa,” papar Chatib tertawa ringan. “Kita tidak bisa membuat kebijakan [impor] hanya untuk satu perusahaan.”
Permohonan insentif mengejutkan lainnya termasuk pembebasan pajak tertentu atau tax holiday. Sejauh ini kata Chatib, pemerintah hanya memberlakukan tax holiday bagi sejumlah perusahaan. Durasi tax holiday di Indonesia jauh lebih pendek ketimbang tawaran serupa di negara negara tetangga, misalnya Vietnam.(WSJ)