Genjot Produksi, Semen Indonesia Siap Dukung MP3EI
Kini PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tengah menggenjot kapasitas produksi di berbagai wilayah.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyeksi pembangunan infrastruktur yang kian meningkat mesti diimbangi dengan ketersediaan material yang cukup, agar pertumbuhan prasarana secara berkelanjutan tetap terus terjaga.
Khususnya, dalam penyediaan material semen, kini PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tengah menggenjot kapasitas produksi di berbagai wilayah.
Dalam mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Semen Indonesia fokus enam koridor. Semen Indonesia juga bakal menganalisa lokasi yang sudah didukung dengan ketersediaan fasilitas.
"Ini untuk mengimbangi pertumbuhan permintaan semen sekitar 6 sampai 7 persen per tahun," ungkap Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Dwi Soetjipto menuturkan, untuk meningkatkan kapasitas produksi butuh planning yang matang apakah memadai suatu lokasi didirikan pabrik baru atau sebatas grinding plant saja.
"Saat ini kita sudah dirikan pabrik seperti di Rembang, Jawa Tengah dan Padang, Sumatra Barat, dan tim sedang melakukan survei untuk kelayakan pabrik di Papua, NTT (Nusa Tenggara Timur), Kalimantan bahkan Sumatra Utara" paparnya.
Menurut Dwi, penyediaan pabrik baru ataupun grinding sangat tergantung kebutuhan suatu wilayah. "Perseroan terus membidik pasar terutama wilayah Maluku dan Papua serta NTT."
Hal kedua, menurut Dwi, apabila belum layak suatu wilayah didirikan pabrik semen, setidaknya Semen Indonesia akan membangun jaringan pemasaran.
"Kita mungkin untuk wilayah yang belum urgent, bisa disediakan packing plant, serta dermaga terlebih dahulu," ujarnya.
Selain itu, menurut Dwi Soetjipto, perseroan juga kreatif untuk mengali potensi-potensi pasar dengan melakukan sinergi dengan BUMN atau BUMD ataupun swasta murni dalam meningkatkan kapasitas produksi semen.
"Kami membuka, bahkan mengajak kepada perusahaan milik pemerintah lainnya, atau BUMD serta swasta untuk terlibat dalam penyediaan semen," tambahnya.