Robot di Pabrik Asahi Memproduksi 35 Juta Pak Air Minum Kemasan
Pemaanfaatan teknologi terbaru dilakukan oleh Asahi, perusahaan penyedia minuman dalam kemasan asal Jepang
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Pemaanfaatan teknologi terbaru dilakukan oleh Asahi, perusahaan penyedia minuman dalam kemasan asal Jepang dalam memproduksi air minum dalam kemasan dan teh kemasan yang khusus dipasarkan di Jepang.
Saat Tribunnews berkunjung ke salah satu pabriknya di Jepang, belum lama ini, dalam ruang produksi mulai dari pengepakan dilakukan oleh mesin ataupun robot.
Dalam sehari, pabrik yang berada di kaki gunung Fuji ini mampu memproduksi minuman hingga 230 ribu pak per hari hari atau 35 juta pak per tahunnya.
Menghasilkan produk berkualitas, Asahi memanfaatkan air dalam tanah. Air yang ada digunakan diperoleh dengan mengebor air sedalam 250 meter.
Sugitani, guide Asahi yang menemani perjalanan Tribunnews berkeliling pabrik mengatakan, untuk proses produksi diawali dengan penarikan air bawah tanah, lalu melakukan proses sterilisasi.
Tanpa tersentuh tangan manusia dan digerakkan mesin, air yang telah disteriliasi dimasukkan ke dalam botol-botol yang ada. Lalu, botol-botol yang telah terisi dilabeli secara otomatis menggunakan mesin.
Untuk menjamin produknya berkualitas, air dalam botol masih menjalani proses pemeriksaan menggunakan alat untuk menghilangkan bakteri yang telah ada.
Lalu bagaimana pengecekan kualiatas? "Kami menggunakan komputer untuk memastikan kualitasnya. Alat sensor bisa juga mengetahui. Kalau memang ada yang tidak bagus akan tersingkir dari proses produksi," katanya.
Di pabrik yang berada di kaki gunung Fuji ini hanya memproduksi Fuji Water untuk minuman saja.
Lalu bagaimana dengan sumber daya manusia? Meskipun menggunakan mesin dan robot tetap saja pabrik ini butuh karyawan. Mereka berada di belakang komputer untuk mengecek ada tidaknya yang berkualitas kurang.
Juga operator untuk memasukkan karton-karton menggunakan alat berat yang ada. "Pabrik ini mempunyai 200 karyawan, 100 orang di bagian produksi dan sisanya bagian administrasi," kata mantan pramugari Garuda Indonesia ini.