TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Archi Indonesia menunda pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO) pada Desember 2014. Hal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang dinilai belum stabil.

Sekretaris Perusahaan PT Archi Indonesia, Edgar Affandi mengatakan, perseroan melihat kondisi makro ekonomi global dan volatilitas harga komoditas, khususnya harga emas pada saat ini belum memberikan hasil maksimal terhadap rencana IPO perseroan.

"Perseroan akan terus memonitor perkembangan pasar dan harga komoditas. Dan pada saat yang tepat perseroan akan kembali melakukan Penawaran Umum," kata Edgar dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Walaupun pelaksanaan IPO ditunda, kata Edgar, perseroan tetap melakukan kegiatan operasional dengan terus berkegiatan penambangan dan produksi emas.

Diketahui, Archi berencana melepas 1,6 miliar saham ke publik atau 40 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan setelah IPO.

Adapun, harga perdana saham ditawarkan pada kisaran Rp1.895 sampai Rp2.445 per saham. Alhasil, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp3,03 triliun hingga Rp3,91 triliun.