Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kisah Sukses Andry Agus Mengembangkan Alga Spring Bed

Siapa menyangka kalau Andry sebenarnya sama sekali tidak punya latar belakang usaha spring bed.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Sukses Andry Agus Mengembangkan Alga Spring Bed
Kontan
Andry Agus 

KONSISTEN mengembangkan produk menjadi kunci sukses Andry Agus di industri spring bed. Pria kelahiran Tiongkok ini merintis usaha sejak tahun 1976 dengan mendirikan PT Alga Jaya Raya. Kini, ia termasuk salah satu pemain utama dalam bisnis spring bed.

Bahkan, ia termasuk salah seorang pelopor spring bed kesehatan pertama di Indonesia. Siapa menyangka kalau Andry sebenarnya sama sekali tidak punya latar belakang usaha spring bed.

Sebelum sukses di industri ini, ia pertama kali mencoba peruntungan di industri tekstil. Di industri ini ia menjadi importir dengan mendatangkan produk tekstil dari Jepang.

Kiprahnya di industri ini berlangsung dari tahun 1962 hingga 1971. Begitu mundur dari industri tekstil, ia mencoba merambah industri yang sangat bertolak belakang dengan bisnis sebelumnya. Yakni, industri perfilman di tahun 1972-1975.

Saat itu, Andry memproduksi salah satu film nasional berjudul Singa Betina dari Marunda yang disutradai oleh almarhum Sofia WD.

Dengan pengalaman bisnis itu, tentu tak pernah tebersit sedikit pun angan-angan untuk terjun ke bisnis spring bed. Sampai akhirnya ia bertemu dengan sorang temannya di Taiwan yang memproduksi spring bed dengan kualitas baik.

Dari situ ia kepikiran untuk mencoba mengenbangkan bisnis ini di Indonesia. Ia lalu banyak belajar pembuatan spring bed dari temannya ini.

Berita Rekomendasi

Setelah belajar, ia mencoba membuatnya di Indonesia dengan beberapa perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan postur tubuh orang Indonesia. "Saya sudah mulai belajar membuat spring bed kesehatan sejak tahun 1975," katanya kepada KONTAN belum lama ini.

Sebelum dipasarkan, Andry mencoba sendiri tidur di atas spring bed Alga untuk membuktikan kualitasnya. Tidak hanya semalam dua malam, tapi ia juga mencoba selama seminggu supaya benar-benar terasa efeknya.

Agar lebih meyakinkan produknya, Andry juga menguji spring bed-nya ke beberapa orang rekannya. Dari awal berdiri sampai sekarang, Andry terjun langsung dalam inovasi produk hingga uji kualitas.

Setelah teruji kualitasnya, barulah ia mulai memasarkannya. Di tahun 1976, ia mulai mencoba bisnis yang dianggapnya memiliki prospek cerah ini.

Awal mula produksi, tidak mudah baginya menjual spring bed khusus kesehatan ini. Ini dikarenakan saat itu masyarakat Indonesia belum mengenal kasur pegas alias spring bed,

"Ketika itu spring bed belum populer di masyarakat," ujarnya.

Saat itu masyarakat Indonesia terbiasa memakai kasur kapuk dan busa. Kasur kapuk dan busa ini memang enak dipakai dan empuk, tapi tidak baik bagi kesehatan tubuh.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas