Satrio Sukses Mengembangkan BPR di Kampung Sendiri
Dalam tiga tahun terakhir, dia juga membangun hotel dan wahana rekreasi demi perkembangan wisata Banjarnegara.
Editor: Hendra Gunawan
Lantaran karyawan BPR Surya Yudha sudah sangat banyak, Satriyo mendirikan fasilitas hiburan berupa waterpark dan pusat olahraga. Seiring berjalannya waktu, tempat rekreasi yang ia beri nama Surya Yudha Park ini ramai dikunjungi pengunjung umum. “Baru tahun 2011 lalu, saya buka untuk komersial dan saya juga bangun beberapa hotel sebagai penunjang,” tambah dia.
Meski sudah puluhan tahun menjadi pengusaha, Satriyo mengakui bahwa terkadang ia merasa lelah. Apalagi di usianya yang memasuki 67, energinya terkuras untuk mengawasi bisnis yang ia miliki. Akan tetapi, ia selalu merasa mendapat energi tambahan setiap kali memikirkan karyawannya.
Setiap kali melihat karyawannya menjadi pejabat lewat pelantikan resmi, ia kembali semangat. “Saya bukan pada posisi memikirkan diri sendiri tapi bagaimana menyejahterakan seribu orang karyawan saya beserta keluarganya. Kalau mereka berhasil, saya puas,” ungkapnya. Ia menantang dirinya untuk memberi hidup nyaman pada semua karyawannya.
Di sisi bisnis, ia masih punya target untuk BPR Surya Yudha. Ia menargetkan dalam lima tahun, bisa membuka 10 cabang di Jawa Tengah bagian barat. Tujuannya tetap untuk membantu sebanyak mungkin masyarakat kecil, ujar ayah dari lima orang anak ini.
Di sektor pariwisata pun, ia berencana membuka hotel baru di Purwokerto dan Dieng tahun depan. Ia melihat Dieng bakal jadi tujuan wisata internasional yang baru di masa mendatang. Satrio menambahkan, ia tidak mengincar kota besar karena sudah terlalu banyak pesaing. Justru ia mau mengembangkan daerah yang belum banyak dikenal orang. Dengan demikian, dampak sosial dari usahanya semakin terasa. “Kota besar sudah dikuasai oleh hotel asing, jadi saya fokus di daerah saja supaya putra daerah yang jadi tuan rumah di kampung sendiri,” tutur dia.
Terapkan etos budaya kerja Jepang
Pengalaman bekerja di Bank of Tokyo membuka kesempatan bagi Satrio Yudiarto untuk belajar mengenai etos kerja. Satriyo sangat mengagumi budaya kerja di perusahaan Jepang. Makanya, etos kerja perusahaan Jepang ini yang ia jadikan bekal untuk diterapkan di perusahaannya.
Menurut dia, perusahaan Jepang terkenal di seluruh dunia dengan budaya yang mengutamakan kedisiplinan, semangat kerja, dan kejujuran. “Kalau mau menjadi karyawan di perusahaan saya, syaratnya tidak perlu muluk-muluk. Yang penting tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan sifat jujur dan loyal, “ tandas dia.
Di luar itu, Satrio juga berharap, bisnisnya bisa jadi bisnis keluarga yang tetap sesuai dengan visinya. Dari lima orang anaknya, Satriyo melibatkan dua di antaranya, yaitu Tenny Yanutriana dan Anindita Alisia. Bersama istrinya, Emilia Hayati, juga menjadi komisaris di BPR Surya Yudha.
Keluarga akan menjadi komisaris dan bertugas mengurusi manajemen. Tapi, dia juga melibatkan profesional dari luar keluarga, untuk memastikan perusahaan tetap berjalan dengan menerapkan standar yang profesional. “Saya tetap merekrut tenaga profesional sebagai anggota tim pengawas,” tutur Satriyo.
Tidak seperti bisnis lainnya, BPR ada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dus, Satriyo tidak bisa sepenuhnya menyerahkan bisnisnya hanya pada pihak keluarga. Sistem yang sama ia terapkan pada usaha tempat rekreasinya. Meski keluarganya dilibatkan, ia tetap butuh tenaga profesional untuk mendukung perusahaan.
Namun di masa mendatang Satriyo berharap anak-anaknya bisa mengembangkan BPR Surya Yudha hingga ke provinsi lain. “Bagian saya Jawa Tengah. Saya biarkan anak-anak yang meneruskan ekspansi ke luar Jawa Tengah,” ujar dia. (Marantina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.