Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peluang Usaha: Jemput Laba dengan Butik Berjalan

Dua pria lulusan dari Purdue University di Amerika Serikat (AS) ini membangun butik berjalan yang diberi nama Ellsworth.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peluang Usaha: Jemput Laba dengan Butik Berjalan
Elsworth

TRIBUNNEWS.COM -- Food truck sedang menjadi tren di Ibukota belakangan ini. Truk yang menyajikan beragam makanan unik kerap untuk menyemarakkan sejumlah acara. Gerai food truck juga dirasa lebih efektif dan efisien karena bisa mendatangi banyak tempat.

Tak hanya berhenti untuk menjual aneka kudapan, truk juga bisa disulap menjadi gerai yang menjual pakaian. Seperti yang dilakukan duo pebisnis, Alvin Halim dan Nicholas. Dua pria lulusan dari Purdue University di Amerika Serikat (AS) ini membangun butik berjalan (mobile boutique) yang diberi nama Ellsworth.

Kedua pria penggemar Optimus Prime dalam film Transformer ini merintis Ellsworth sejak 2013. Mereka terinspirasi model bisnis serupa yang berkembang di AS. “Waktu kuliah, kami melihat banyak truk besar yang bisa dibuka, dan menjual segala macam. Kenapa kami tidak mencobanya di Indonesia,” kenang Nicholas.

Semula, mereka ingin membangun gerai dengan memakai truk trailer kontainer. Namun, setelah melihat peraturan di Indonesia yang melarang truk dengan roda lebih dari empat melintas sepanjang Jalan Sudirman dan Thamrin, mereka urung menggunakan truk tersebut. “Selain itu, karena tinggi, truk susah juga masuk ke perkantoran dan mal,” kata Nicholas. Akhirnya, mereka memilih truk Hino sebagai gerai Ellsworth.

Ruang dalam truk pun disulap sedemikian rupa. Yang penting, meski di dalam truk, konsumen akan berasa seperti butik di dalam mal. Tak lupa, Ellsworth juga menyediakan ruang ganti. “Kami ingin konsumen yang masuk benar-benar merasakan butik yang ekslusif, full experience,” tukas dia.

Meski telah dirancang sejak 2013, butik mobile Ellworth baru resmi beroperasi November 2014. Alvin bercerita, saat itu, mereka diundang oleh manajemen FX untuk ikut meramaikan ajang lari maraton yang diselenggarakan pengelola mal tersebut. “Respons pertama cukup baik, banyak orang yang sehabis lari datang dan membeli baju di Ellsworth,” ujar Alvin.

Tak hanya mengedapankan konsep butik mobil, Alvin dan Nicholas tetap mengutamakan kualitas produk yang dijualnya. “Selain tempat jualan yang unik, kami juga ingin mengembangkan brand. Meski produk lokal, tapi kualitasnya tinggi, enggak kalah dengan produk luar tapi dengan harga yang tetap kompetitif,” terang Nicholas.

Berita Rekomendasi

Saat ini, butik mobil Ellsworth menjual kemeja pria yang diproduksi sendiri. Kebetulan, ada seorang saudara dari dua rekan bisnis ini yang mempunyai bisnis konveksi. “Jadi, kami menjamin kualitasnya cukup bagus, karena perusahaan konveksi sudah biasa mengerjakan produk ekspor yang quality control-nya sangat ketat,” jelas Alvin.

Sebagai jaminan akan kualitas kemejanya yang bagus, Ellsworth menggunakan bahan baku 100% katun dari AS dan Afrika. “Keunggulan katun dari Amerika adalah warnanya yang terang. Sedang katun dari Afrika terkenal karena sangat lembut,” tutur Alvin.

Untuk model kemeja, Ellsworth mengangkat tema kemeja yang simpel. Variasi model terletak pada lengan panjang atau pendek, variasi warna dan pola (pattern).

Alvin menuturkan, kemeja Ellsworth yang berlogo kepala rusa ini bisa dipakai sebagai baju kerja atau untuk suasana yang bukan terlalu formal. “Lebih kasual, produk kami bisa dipadukan dengan pakaian berbahan jins,” uajr dia.

Tak hanya merek dan logo yang mengacu ke kawasan Mid-west AS, pemilihan tema, warna dan pola juga merujuk ke daerah pedesaan di sana yang tidak terlalu formal. “Kami melihat kondisi di sana sesuai dengan budaya Indonesia yang tidak terlalu formal,” ucap Alvin. Dus, kemeja Ellsworth lebih condong pada kemeja yang tidak terlalu formal tapi tetap terkesan rapi.

Saat ini kemeja yang mengambil merek dari nama pendiri Purdue, Hendry Ellsworth, ini tersedia dalam 16 variasi. Solid linen weafe menjadi favorit konsumen. Banderol harganya mulai Rp 229.000–Rp 279.000 per potong.

Sayang, Alvin masih enggan mengungkapkan perolehan omzet tiap bulan. Begitu pula dengan besar profit bisnisnya. “Yang jelas kami cukup kaget, permintaan bisa sebanyak ini,” kata Alvin.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas