EWI Minta Pertamina Siapkan Diri Kelola Blok Mahakam
Energy Watch Indonesia (EWI) menuntut agar pertamina khususnya segera menyiapkan diri dengan mengajukan proposal
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Energy Watch Indonesia (EWI) menuntut agar pertamina khususnya segera menyiapkan diri dengan mengajukan proposal yang serius untuk mengelola Blok Mahakam secara total.
Direktur Executif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean melihat ada penurunan kinerja pertamina dibawah direksi baru yang terlihat dari kerugian yang dialami pertamina triwulan pertama tahun ini.
"EWI tidak ingin penurunan kinerja ini jadi alasan untuk menilai bahwa pertamina tidak mampu sehingga nantinya pertamina hanya mendapat bagian saham saja dengan operator tetap ditangan total dan inpex," tegas Ferdinand di Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Dia juga sampaikan bahwa EWI juga menyampaikan kepada menteri ESDM, dalam hal pengambil alihan Blok Mahakam bukan sekedar hitung-hitungan angka-angka atau untung rugi.
Akan tetapi, imbuhnya, bahwa ini harus menjadi titik awal kebangkitan energi yang didasari rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap negara, sehingga kita sebagai bangsa.
"Perlahan tapi pasti akan mampu mengelola sendiri seluruh sumber daya alam kita untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya sesuai konstitusi pasal 33 UUD 1945," ujarnya.
Sejumlah Guru Besar, politisi, aktivis dan perwakilan mahasiswa membuat “Petisi Blok Mahakam untuk Rakyat”.
Mereka menyampaikan tuntutan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku pejabat negara yang mewakili pemerintah, perihal status kontrak Blok Mahakam, di kantor Kementerian ESDM, Jumat (27/3/2015)
Energy Watch Indonesia (EWI) salah satu aktivis yang turut dalam membuat “Petisi Blok Mahakam untuk Rakyat”.
Direktur Executif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean mengungkapkan pihaknya meminta sikap tegas pemerintah untuk menyerahkan Blok Mahakam kepada pertamina 100% .
"Kita mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak terpengaruh dengan pembisik-pembisik yang menyatakan bahwa pertamina tidak sanggup mengelola Mahakam," tegas Ferdinand.