Adi Tahir Prihatin Kisruh Berkepanjangan Melanda HIPMI Jaya
“Saya sangat menyayangkan ini (kisruh-red) bisa terjadi," ujar Adi Tahir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Adi Putra Tahir menilai kisruh yang terjadi di dalam tubuh HIPMI Jaya karena kurangnya leadership serta tidak adanya komitmen dari pemimpin di HIPMI Jaya dalam menjalankan keputusan yang telah diputuskan oleh organisasi.
“Saya sangat menyayangkan ini (kisruh-red) bisa terjadi. HIPMI adalah wadah organisasi pengusaha muda yang memiliki leadership dan komit dalam menjalankan aturan-aturan organisasi,” kata Adi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/4/20150, menanggapi kembali mencuatnya desakan mundur bagi Ketua HIPMI Jaya Rama Datau.
Adi Putra Tahir yang juga mantan Ketua Umum KADIN itu mengatakan tantangan bagi HIPMI di masa depan adalah menemukan figur yang memiliki leadership yang kuat, tegas dan cerdas. “Seperti halnya Munas yang lalu, yang sempat ditunda. Ini baru pertama kali terjadi dan itu bukti belum mantapnyaleadership dalam tubuh HIPMI,” ujarnya.
Ia merasa peran HIPMI dalam perjalanan kebangsaan saat ini telah mengalami penurunan yang drastis. “Yang muncul justru pengusaha-pengusaha muda yang berwatak tidak komit terhadap apa yang telah ditetapkan oleh garis organisasi. Saya menyayangkan saja, meski saya tidak ikutan lagi dalam organisasi ini, tapi HIPMI bagian dari hidup saya,” ujarnya.
Seperti diketahui, isu desakan untuk melengserkan Rama Datau sebagai Ketua HIPMI Jaya terus menguat. Belakangan di sebagian wilayah di Jakarta muncul spanduk yang menuntut Rama Datau mundur dari jabatannya.
Mantan Ketua Bidang Organisasi BPP HIPMI, Ridha menilai desakan agar Rama Datau mundur dari jabatannya perlu disikapi secara serius. “Saya dapat memahami kekecewaan teman-teman di HIPMI Jaya atas kepemimpinan Rama Datau, dan saya kira ini harus disikapi secara serius,” katanya.
Ridha meyakini rencana pengurus dan anggota HIPMI Jaya yang akan memberikan mosi tak percaya dan mendorong dilakukannya Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dilakukan bukan karena jajaran pengurus memiliki dendam pribadi dengan Rama Datau.
“Saya kira spiritnya lebih pada penegakkan aturan organisasi bukan karena dendam pribadi. Jadi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Rama Datau,” tegasnya.