Rencana Pembangunan Aerospace Park di Bintan
Secara kumulatif operator penerbangan mengalokasikan sekitar 900 juta dolar AS untuk biaya perawatan pesawat untuk perawatan pesawat
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri penerbangan Indonesia berencana membangun Aerospace Park di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Rencana tersebut terkait dengan semakin besarnya potensi pasar perbaikan dan perawatan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat.
Secara kumulatif operator penerbangan mengalokasikan sekitar 900 juta dolar AS untuk biaya perawatan pesawat untuk perawatan pesawat.
Perawatan pesawat dilakukan untuk memberikan jaminan dan keselamatan penumpang angkutan udara, perawatan pesawat menjadi prioritas utama dan tidak bisa ditunda-tunda.
‘’Tahun 2020 nanti angkanya diprediksi mencapai 2 miliar dolar AS,’’ kata Ketua Umum Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA) Richard Budihadianto saat konferensi Internasional IAMSA di Jakarta, Selasa (12/5) kemarin.
Menurut Richard, kemampuan Industri Perbaikan dan Perawatan Pesawat atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) harus bisa menyerap peluang tersebut. Saat ini, kata dia, MRO di Indonesia baru bisa menyerap 30 persen dari nilai anggaran perawatan armada penerbangan.
Ricard mengatakan, kebutuhan mendesak industri ini adalah pembangunan Aerospace Park, di mana seluruh aktivitas yang mendukung aviasi nasional bisa tersedia di kawasan tersebut, mulai dari pelatihan, suku cadang, perbengkelan, dan permesinan.
‘’Rencananya dibangun di Bintan, karena kami butuh tempat yang dekat dengan Singapura, karena Singapura menjadi pusat aviasi di Asia saat ini, semua pabrikan ada disana,’’ ungkap Richard.
Dengan demikian, tambahnya, kawasan tersebut akan lebih mudah mendapatkan berbagai komponen pesawat yang belum tersedia di dalam negeri. Richard mengatakan, pembangunan Aerospace Park tersebut membutuhkan waktu sekitar dua tahun, yang akan mempekerjakan SDM Indonesia sebesar 95 persen dan 5 persen merupakan ahli dari luar negeri.