Mendag Minta METI Agresif Kembangkan Energi yang bersih
Rahmat Gobel ingin Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia (METI) lebih aktif mengembangkan energi yang bersih.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Rahmat Gobel ingin Masyarakat Ekonomi Terbarukan Indonesia (METI) lebih aktif mengembangkan energi yang bersih.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang ingin meningkatkan pembauran energi terbarukan mencapai 23 persen tahun 2025.
"Tinggal sekarang pengurus METI yang akan datang harus lebih agresif dan proaktif," ujar Rahmat yang menjabat sebagai Ketua Umum METI periode 2012-2015, di kantor PLN pusat, Kamis (28/5/2015).
Menurut Rahmat dalam mewujudkan energi terbarukan, METI adalah perwakilan dari program pemerintah meningkatkan energi terbarukan. Walaupun belum terlihat dampak besarnya dari energi terbarukan, namun Rahmat yakin pemerintah presiden Joko Widodo dapat melaksanakannya.
"Program energi baru terbarukan menjadi yang sering dibahas pada rapat-rapat kabinet," ungkap Rahmat.
Rahmat percaya Presiden Jokowi ingin mendorong energi terbarukan agar bisa digunakan mengganti energi fosil yang menipis saat ini. Bila ada hambatan apa saja, Rahmat mengatakan presiden Jokowi sering membahas hal apa saja yang menghambat program infrastruktur energi terbarukan.
"Beliau (presiden Jokowi) juga mengatakan jangan ada egois sektoral antar kementerian. Kalau ada apa-apa yang bisa diputuskan, ini harus menjadi sesuatu yang harus kita manfaatkan dalam mengatasi apa saja yang bisa menjadi hambatan saat ini," kata Rahmat.
Selain itu, Rahmat Gobel juga tak ingin mendorong energi nuklir di dalam negeri. Selaku Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) periode 2012-2015, Rahmat ingin energi baru terbarukan yang sudah dikembangkan Kementerian ESDM didorong terlebih dahulu daripada energi nuklir.
"Saya akan mendorong lebih dulu energi baru terbarukan dari pada nuklir," ujar Rahmat.
Rahmat menjelaskan energi baru terbarukan yang saat ini sudah muncul, sudah memiliki suplai dan permintaan. Mulai dari energi panas bumi, air, angin, dan matahari sudah memiliki pasokan yang akan dikembangkan di masa mendatang.
"Kan ada kebutuhan dan ada suplay ini yang kita lihat, energi terbarukan kita upayakan dulu," ungkap Rahmat.
Rahmat menambahkan energi nuklir masih menjadi pro kontra di dalam negeri. Penilaian penggunaan energi nuklir pun masih berbeda-beda. Karena hal itu Rahmat menilai sebaiknya energi terbarukan yang ada segera dikembangkan terlebih dahulu.
"Ya faktornya (penggunaan energi nuklir) banyak. Masing-masing memiliki analisa yang berbeda-beda," papar Rahmat.