Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dampak Tol Cipali dan Palikanci, Omzet Restoran di Pantura Anjlok hingga 90 Persen

Kehadiran Jalan Tol Trans-Jawa terutama Ruas Jalan Tol Cipali dan Palikanci berdampak nyata terhadap anjloknya omzet dan pendapatan pebisnis resto

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Dampak Tol Cipali dan Palikanci, Omzet Restoran di Pantura Anjlok hingga 90 Persen
Kompas.com/ARI PRASETYO
Direktur Utama Pringsewu Group, Bambang Riyadi. 

Tribunnews.com, Subang - Kehadiran Jalan Tol Trans-Jawa terutama Ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan Palimanan-Kanci (Palikanci), berdampak nyata terhadap anjloknya omzet dan pendapatan pebisnis restoran yang beroperasi di jalan non-tol. Terutama di ruas-ruas jalur pantai utara (pantura).

Direktur Utama Pringsewu Group H Bambang Riyadi mengakui hal itu saat berbincang dengan Kompas.com, di rest area atau tempat istirahat (TI) Km 102, Subang, Kamis (16/7/2015).

"Sangat terasa. Pengaruhnya demikian signifikan. Jumlah transaksi anjlok. Bagi pelaku bisnis dengan modal terbatas akan mematikan usaha mereka," tutur Bambang.

Asisten Direktur Marketing Pringsewu Group, Deddy Sulistianto, menambahkan, penurunan omzet dan pendapatan bisa merosot 90 persen, bahkan pernah jatuh ke angka minus.

"Itu dialami restoran kami di kawasan Indramayu, dan Cirebon. Sebelum tol beroperasi, omzet dan pendapatan kami bisa mencapai ratusan juta dalam sehari. Setelah tol beroperasi, anjlok 90 persen," ungkap Deddy.

Penurunan omzet dan pendapatan, tambah Deddy, dimulai sejak Tol Palimanan-Kanci (Palikanci) yang dikembangkan PT Jasa Marga (persero) Tbk, beroperasi pada 1997 lalu. Saat itu, pelanggan, pebisnis, dan juga pemudik, berpaling memanfaatkan Tol Palikanci.

Perubahan strategi

Berita Rekomendasi

Menyadari tak ingin terus menerus merugi, dan menghindari rasionalisasi karyawan, Pringsewu Group pun kemudian mengembangkan strategi ekspansi bisnis baru. Mereka memutuskan relokasi restoran dari jalur non-tol ke rest area atau tempat istirahat (TI) jalan tol.

Dengan biaya sewa Rp 100 juta per tahun untuk restoran di TI Km 207 Tol Palikanci, dan masing-masing Rp 133 juta untuk restoran di TI Km 101, dan 102 Tol Cipali, Pringsewu Group setidaknya mampu bertahan dan memperpanjang nafas bisnis.

Hingga saat ini, restoran yang sudah beroperasi di Tol Pantura ada di Km 101, dan Km 102 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan Km 207 Tol Palikanci.

"Restoran Pringsewu Group perdana kami di jalan tol berada di Km 207 Tol Palikanci," imbuh Chief Marketing Pringsewu Group, Agung Nuryono.

Dengan perubahan strategi bisnis ini, perlahan namun pasti, Pringsewu Group berhasil mencetak kembali omzet dan pendapatan yang sempat hilang.

Deddy melanjutkan, poyeksi dan potensi pertumbuhan bisnis restoran di TI-TI jalan tol sejatinya sangat menjanjikan. Selain momentum arus Mudik dan arus balik Lebaran, ada perayaan Natal dan Tahun Baru, serta liburan sekolah.

"Tiga momentum itu adalah saat-saat kami mendulang penjualan. Di luar itu, kami bekerja sama dengan Perusahaan Otobus (PO), dan beberapa perusahaan travel," tandas Deddy.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas