Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Dalam Bahaya, Fadli Zon Minta Pemerintah Jangan Lempar Tanggungjawab

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengingatkan pemerintah bahwa ekonomi Indonesia sudah dalam bahaya.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekonomi Dalam Bahaya, Fadli Zon Minta Pemerintah Jangan Lempar Tanggungjawab
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA‎ -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengingatkan pemerintah bahwa ekonomi Indonesia sudah dalam bahaya. Ia mengungkapkan saat ini ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) semakin nyata.

Apalagi, perusahaan banyak yang mengalami penurunan kemampuan keuangan secara drastis, akibat situasi ekonomi nasional yang terpuruk.

"Saat ini nilai tukar dollar mencapai Rp.13.500. Nilai tukar dollar yang sangat tinggi melemahkan perekonomian nasional. Pernyataan menteri keuangan yang menyatakan depresiasi rupiah bukan tanggung jawab pemerintah, adalah sikap yang sangat keliru, bahkan berbahaya," kata Fadli Zon dalam keterangannya, Senin (3/8/2015).

Fadli menuturkan hal tersebut menunjukan tidak adanya koordinasi antara pemerintah dengan Bank Indonesia. Politikus Gerindra itu memprediksi semakin banyak pelaku ekonomi yang semakin tidak percaya pada pemerintah. Pemerintah dianggap tidak bisa mengendalikan situasi ini.

Fadli pun meminta pemerintah mengambil tindakan nyata dalam merespon depresiasi rupiah. Contohnya, ketegasan dalam penerapan kebijakan penggunaan mata uang rupiah dalam setiap transaksi di Indonesia dan meningkatkan ekspor.

"Ini sudah lampu merah.Tanda bahaya. Pemerintah jangan lagi hanya melepas tanggung jawab dan membuang badan atas situasi ini. Kalau tidak, defisit akan terus membesar," imbuhnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas