Penjualan Pertalite Hampir Menyentuh 1.000 Kiloliter Per Hari
Wianda Pusponegoro mengatakan belum genap dua bulan, kini sudah terdapat 286 unit SPBU yang dapat melayani penjualan Pertalite.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara meyakinkan terus menambah jumlah outlet Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang dapat melayani penjualan Pertalite.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan belum genap dua bulan, kini sudah terdapat 286 unit SPBU yang dapat melayani penjualan Pertalite.
Lokasi dari SPBU tersebut tersebar di Marketing Operation Region III Jawa bagian Barat 139 unit, Marketing Operation IV Jawa bagian Tengah 27 SPBU, dan Marketing Operation Region V Jawa bagian Timur 120 unit.
Dari sisi penjualan, lanjut Wianda, rata-rata penjualan dalam beberapa hari terakhir rata-rata mencapai sekitar 3,28 Kiloliter (KL) per SPBU per hari atau 938 KL per hari. Volume ini, katanya, diyakini akan semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah SPBU outlet Pertalite.
"Kami akan terus memperluas cakupan pemasaran Pertalite karena permintaan cukup tinggi. Paling cepat pada akhir pekan ini jumlah outlet SPBU kami targetkan dapat mencapai 400 unit," terang Wianda.
Wianda Pusponegoro mengatakan selama uji pasar konsumsi Pertalite terus menunjukkan tren positif. Pada SPBU-SPBU yang telah dilakukan uji pasar, market share Pertalite secara meyakinkan dan konsisten meningkat hingga 13 persen, di sisi lain market share Premium turun menjadi sekitar 68 persen dari semula sekitar 79 persen.
Dari berbagai masukan yang diterima Pertamina, baik melalui media massa maupun layanan contact center Pertamina muncul dorongan konsumen agar Pertalite dapat disediakan di wilayahnya. Dari masukan tersebut, dan juga perencanaan yang telah dibuat oleh Pertamina secara matang, perusahaan melakukan penambahan titik-titik outlet SPBU yang dapat melayani penjualan Pertalite.
“Dengan perluasan cakupan pemasaran Pertalite diharapkan konsumen dapat dengan mudah mengakses Pertalite sebagai bahan bakar pilihannya,” tutur Wianda.