Analis: Akhir Pekan, Rupiah Bisa Tembus ke Level 14.250
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih akan melemah hingga akhir pekan ini
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih akan melemah hingga akhir pekan ini, seiring masih kuatnya faktor eksternal yang membuat mata uang negeri Paman Sam semakin perkasa.
Analis Valuta Asing Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pelemahan rupiah saat ini memang lebih disebabkan faktor eksternal, yakni devaluasi yuan (Tiongkok) hingga belum adanya kepastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Dengan kondisi tersebut, membuat pelaku pasar lebih memilih menyimpan mata uang safe haven yakni dolar AS karena takut mengalami kerugian.
"Kami Bank mandiri memprediksi rupiah ke level resistance (batas atas) hingga akhir pekan ini, rupiah bisa di level Rp 14.250 per dolar AS," ujar Reny, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Menurut Reny, penguatan dolar AS tidak hanya berdampak kepada rupiah saja, tetapi mata uang negara lainnya ikut terkapar. Bahkan, Ia melihat rupiah masih lebih baik dibandingkan ringgit (Malaysia).
"Secara year to date (awal tahun hingga hari ini) rupiah sudah melemah 13 persen. Tapi mata uang negara lain itu lebih besar pelemahannya, ringgit saja sudah 20 persen secara year to date," ujar Reny.
Lebih lanjut dia mengatakan, langkah Bank Indonesia dalam mengintervensi pasar seperti membatasi pembelian valas dan pelelangan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sudah cukup baik, namun hal ini tidak dapat serta merta langsung menguatkan rupiah dengan cepat.
"Ini kan tidak semudah membalikkan tangan. Pemerintah perlu memperbaiki fundamental ekonomi dalam negeri agar pelemahan tidak semakin dalam. Target akhir tahun kami, akhir tahun Rp 13.700 per dolar AS, dengan alasan pertumbuhan ekonomi akan naik," tutur Reny.
Kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah di level Rp 14.067 atau melemah 69 poin dari posisi hari sebelumnya Rp 13.998 per dolar AS.