Indonesia Mengincar Pasar Furnitur Korea Selatan
Produk furnitur asal Indonesia mengincar pasar Korea Selatan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Produk furnitur asal Indonesia mengincar pasar Korea Selatan. Dalam pameran Korea International Furniture & Interior Fair (KOFURN) 2015, produk furnitur Tanah Air bersaing dengan 300 produk dari Korea Selatan dan belahan dunia lainnya.
"Kami tetap optimistis, apalagi melihat desain produk yang menarik, pangsa produk kita akan makin meningkat. Produk kita punya daya saing global," tutur Atase Perdagangan Indonesia untuk Seoul Korea Selatan, Aksamil Khair, dalam siaran pers yang diterima, Kamis (27/8).
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan John A. Prasetio juga optimis, keikutsertaan perusahaan Indonesia pada pameran tersebut akan menciptakan peluang kerja sama antara pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha Korea Selatan.
"Dengan memanfaatkan peluang ini, diharapkan produk furnitur Indonesia di Korea akan lebih dikenal secara luas dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Korea," kata John.
Setelah wabah penyakit MERS, pemerintah Korea Selatan melakukan upaya besar-besaran untuk memulihkan kondisi perekonomiannya. Chairman of Korea Federation of Furniture Industry Cooperation yang membuka pameran tersebut memberi harapan agar masyarakat Korea Selatan dapat melakukan aktivitas ekonominya secara normal kembali.
Dengan jumlah penduduk 50 juta jiwa dan pendapatan per kapita mencapai US$ 33.200, Korea Selatan merupakan pangsa pasar penting bagi produk furnitur Indonesia. Apalagi, produk kayu Indonesia memiliki rekam jejak ramah lingkungan dengan keluarnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
KOFURN ke-26 ini merupakan pameran internasional yang diadakan setiap tahun dan berhasil menyedot kurang lebih sebanyak 40.000 pengunjung pada 2014 lalu.
Dalam lima tahun terakhir, ekspor produk furnitur Indonesia ke Korea Selatan tumbuh sekitar 7%. Tahun ini ekspor perabot ke Korea Selatan mencapai US$ 729 juta.
Furnitur asing yang paling banyak dipakai warga Korsel berasal dari China dan Vietnam, dengan pangsa pasar 62% dan 13%. Sementara pangsa pasar furnitur Indonesia di Negeri Ginseng tersebut hanya 6%. (Vicki Febrianto)