Pemegang Saham Indonesia AirAsia Setuju Konversi Utang jadi Saham untuk Tambah Modal
Pemegang saham Indonesia AirAsia sepakat untuk mengonversi utang yang diberikan ke maskapai tersebut menjadi saham
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemegang saham Indonesia AirAsia sepakat untuk mengonversi utang yang diberikan ke maskapai tersebut menjadi saham preferens untuk membuat ekuitas perseroan menjadi positif dari saat ini masih negatif.
Presdir Indonesia AirAsia Sunu Widyatmoko mengatakan sejauh ini tidak ada masalah dengan keuangan perusahaan. Cashflow untuk membiayai operasional Indonesia AirAsia juga tetap terjaga.
"Sampai saat ini kegiatan operasional berjalan normal dan posisi ekuitas negatif tidak mempengaruhi aktivitas, standar keselamatan dan kegiatan maintenance," ujarnya kepada Kompas.com, pekan lalu.
Menurut Sunu, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan ekuitas negatif yang dialami perusahaan yang dipimpinnya, karena telah memperoleh fasilitas pinjaman dari pemegang saham. Pinjaman tersebut dinilai tidak akan membebani perusahaan.
"Pinjaman kami (diperoleh) dari pemegang saham. Biaya bunga, bila diperlukan, dapat dikapitalisasi. Dan dengan konversi menjadi saham preferens kami tidak ada beban untuk membayar dengan jadwal waktu tertentu," lanjut Sunu.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2015, Indonesia AirAsia mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 486,35 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 340,33 miliar.
Kondisi tersebut otomatis menggerus permodalan maskapai milik Toni Fernandes ini. Pada akhir Juni 2015, ekuitas AirAsia Indonesia minus Rp 4,19 triliun jika dibandingkan dengan akhir semester I-2014 yang minus Rp 3,18 triliun.
Di sisi lain, AirAsia Indonesia juga mendapatkan pinjaman dari pihak terkait sebesar Rp 4,2 triliun. Saat ditanya apakah jumlah itu yang akan dikonversi menjadi saham preferens, Sunu tidak bersedia menjelaskan. "Tentang jumlah (yang dikonversi) saya tidak bisa konfirmasi," katanya.
Sebelumnya,Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengumumkan beberapa maskapai yang harus menambah modal, karena ekuitas negatif.
Beberapa maskapai yang dimaksud yaitu Indonesia Air Asia, Cardig Air, Transwisata Prima Aviation, Eastindo Services, Survai Udara Penas, Air Pasifik Utama, Johnlin Air Transport, Asialink Cargo Airlines, Ersa Eastern Aviation, Tri-MG Intra Airlines, Nusantara Buana Air, Manunggal Air Service, dan Batik Air. (Bambang Priyo Jatmiko)