Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tarif Flat Administrasi Bank Dinilai Bebani Biaya Listrik Prabayar

mahalnya listrik prabayar (token) merupakan akibat dari biaya administrasi bank yang dipatok tetap per transaksi.

Editor: Sanusi
zoom-in Tarif Flat Administrasi Bank Dinilai Bebani Biaya Listrik Prabayar
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Dedi Muhtadi, seorang warga Kramat, Senen, Jakarta Pusat, tengah mengisi token listrik ke meteran listrik, Selasa (8/9/2015). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengkaji ulang pembayaran listrik dengan sistem token, karena sistem token saat ini dinilai mengandung unsur monopoli bayaran. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengatakan, mahalnya listrik prabayar (token) merupakan akibat dari biaya administrasi bank yang dipatok tetap per transaksi.

"Yang jadi permasalahan biaya transaksi yang ada di bank itu," kata Jarman di Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Biaya administrasi bank dikenakan pada konsumen setiap kali isi ulang token. Berapa pun pulsa listrik yang dibeli, konsumen dikenai biaya administrasi bank dengan jumlah sama. Kisarannya mulai dari Rp 1.600 hingga Rp 3.000 per transaksi.

Menurut Jarman, seharusnya bank tidak menerapkan biaya administrasi flat untuk semua niai pulsa, tetapi dengan presentase. Contohnya seperti pengenaan tarif pajak penerangan jalan (PPJ), misalnya sebesar 2,4 persen untuk wilayah DKI Jakarta.

"Seperti PPJ itu dikenakan percentage terhadap pembelian pulsa, jadi berapa pun dia beli pulsa, percentage sama. Ini diharapkan juga diterapkan untuk biaya administrasi bank (pada pembelian pulsa listrik)," jelas Jarman.

Penggunaan listrik prabayar sebetulnya memberikan keuntungan bagi konsumen karena tidak ada biaya abonemen. Sayangnya, kata Jarman, biaya administrasi bank inilah yang justru membuat listrik prabayar menjadi seolah-olah lebih mahal ketimbang listrik pascabayar.

Jarman meminta pihak perbankan mengkaji kemungkinan perubahan biaya administrasi bank dari flat menjadi persentase. Jika tidak, maka konsumen yang akan menjadi korban, terutama konsumen yang membeli pulsa dengan nilai kecil berkali-kali.(Estu Suryowati)

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas