Rupiah Terus Melemah, Rp 14.699 Per Dolar AS
Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (25/9/2015) mengalami tekanan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (25/9/2015) mengalami tekanan.
Data Bloomberg pada pagi ini, rupiah dibuka melemah 19 poin ke posisi Rp 14.703 dari posisi penutupan kemarin Rp 14.684 per dolar AS.
Seiring berjalannya perdagangan, rupiah masih terus bergerak melemah. Pada pukul 09.49 WIB, rupiah di level Rp 14.699 per dolar AS.
Sejak pembukaan hingga pukul 09.49 WIB, rupiah bergerak pada rentang Rp 14.658 hingga Rp 14.724 per dolar AS.
Analis PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar harus menerima kenyataan pahit bahwa rupiah belum menemukan momentum penguatannya. Setelah terimbas penguatan kembali laju dolar AS karena penurunan harga komoditas global dan rupiah pun belum didukung oleh sentimen dalam negeri.
Menurut Reza, beberapa hal yang secara tidak langsung mempengaruhi pelemahan laju rupiah antara lain, pernyataan Bank Indonesia (BI) yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia sampai semester I 2016 belum akan menunjukkan perbaikan signifikan yang ditunjukkan adanya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Gubernur BI menegaskan arus dana masuk atau capital inflow masih dalam tren minim sehingga transaksi finansial belum menjanjikan karena ketidakpastian di pasar global, terutama bersumber pada rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika.
Faktor lain adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berpengaruh pada penurunan arus dana masuk. Lalu, penilaian pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 5,5 persen. Lainnya, tekanan dari data manufaktur China yang di luar dugaan turun ke level terendah sejak 2009.
"Sepanjang belum ada hal positif yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pelaku pasar maka pelaku pasar akan cenderung menjauhi pasar," ujar Reza.
Reza menilai, intervensi pasar oleh BI pada saat ini tidak akan ada gunanya bila belum ada upaya perbaikan dari sisi pemerintah. Intervensi sesaat hanya akan membuat rupiah menguat sesaat, pula namun tetap dalam pola tren menurun.
"Sepanjang belum ada kabar positif maka pelaku pasar akan cenderung menjauhi pasar. Meski demikian, tetap mewaspadai sentimen di pasar. Laju rupiah di bawah target support 14.495. Rp 14.725-14.600 per dolar AS (kurs tengah BI)," ujar Reza.