Cuma 10 Persen MoU Indonesia dengan Tiongkok yang Jadi Kenyataan
Chatib Basri mengungkapkan meski Tiongkok memenangkan proyek kereta cepat di Indonesia, namun masih harus dibuktikan dulu bagaimana realisasinya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengungkapkan meski Tiongkok memenangkan proyek kereta cepat di Indonesia, namun masih harus dibuktikan dulu bagaimana realisasinya.
"Saat saya jadi Ketua BKPM hampir tiap malam harus minum bersama pengusaha Tiongkok. Tapi buktinya, kenyataan kecil sekali," kata mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri dalam pembicaraan di Forum Hubungan internasional Jepang di Tokyo, Jumat (9/10/2015).
Basri mencontohkan, dari banyaknya MoU Tiongkok untuk investasi di Indonesia, paling banyak juga cuma 10 persen yang menjadi kenyataan.
"Kalau sama Jepang, dari banyaknya kesepakatan, sedikitnya 80 persen direalisasikan segera oleh Jepang. Jadi memang Jepang sudah terbukti hebat dalam 60 tahun terakhir ini karena memang ada buktinya. Tapi tidak dengan Tiongkok jadi kita mesti hati-hati melihat buktinya nanti," kata Basri.
Oleh karena itu meskipun Tiongkok menang dalam proyek kereta cepat, sebaiknya mesti dilihat bagaimana nanti hasilnya ke depan.
"Itulah sebabnya kita sangat membutuhkan kerja sama yang lebih baik dengan Jepang," tambahnya.