TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak DPR mengusulkan agar pembelian saham PT Freeport Indonesia dilaksanakan oleh perusahaan BUMN. Hal ini mengingat anggaran dari APBN dari pemerintah belum ada untuk transaksi divestasi saham Freeport.

Wakil Ketua Komisi Azam Azman Natawijaya mengusulkan PT Aneka Tambang (Antam/persero) Tbk dan PT Inalum (persero) yang akan melakukan pengambilan saham Freeport. Namun Azam mengingatkan agar pembelian saham jangan sampai merusak finansial dan bisnis perusahaan BUMN.

"Asal tidak mengganggu, misalkan inalum, mengganggu nggak meningkatkan kapasitsnya," ujar Azam di komplek DPR/MPR, Rabu (21/10/2015).

Azam menegaskan jika perusahaan BUMN yang mengambil saham Freeport, asetnya akan bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Jika BUMN untung, Azam yakin masyarakat Indonesia khususnya Papua juga akan untung.

"Asetnya mungkin sudah dua kali lipat," kata Azam.

Azam menambahkan selain divestasi saham, pemerintah juga harus terus mengejar target pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dari Freeport. Dengan begitu Azam menilai terjadi sinergi yang baik antara investor asing dengan pemerintah.

"Ingat buat smelter di Indonesia, bisa diawasi barang nggak keluar semua, dari tahun ke tahun diperbaiki," kata Azam.

Sebelumnya diberitakan tribunnews.com, Freeport harus melakukan divestasi saham 10,64 persen. Dengan begitu negara akan mempunyai saham sebesar 20 persen milik Freeport, mengingat saat ini saham perusahaan asal Amerika di Indonesia baru 9,46 persen. Sedangkan pada 2019 saham Freeport untuk negara harus sampai 30 persen.