Menteri ESDM Berharap Bos Freeport Baru Bersikap Kooperatif dan Paham Soal Tambang
Sudirman juga ingin bos Freeport Indonesia pengganti Maroef Sjamsoeddin sudah mengerti sektor pertambangan di Indonesia
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said berharap Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) yang baru bisa bekerjasama dengan baik.
Selain itu Sudirman juga ingin bos Freeport Indonesia pengganti Maroef Sjamsoeddin sudah mengerti sektor pertambangan di Indonesia.
"Saya berharap orang yang memahami dinamika bisnis pertambangan di Indonesia dan bersifat kooperatif," ujar Sudirman di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Menurut Sudirman, menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) memang tidak gampang.
Pasalnya ada banyak urusan di sektor pertambangan Indonesia yang tidak teknis.
"Saya kira memahami masalah Freeport tidak mudah, bukan hanya ada masalah teknis saja tapi ada non teknis juga," ungkap Sudirman.
Sudirman menambahkan siapapun yang akan ditunjuk PT Freeport Indonesia menggantikan Maroef Sjamsoeddin itu adalah hak dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Pihak Kementerian ESDM tidak bisa ikut campur akan hal tersebut.
"Siapapun itu hak mereka (PT Freeport Indonesia)," kata Sudirman.
Sebelumnya diberitakan Maroef Sjamsoeddin selaku Direktur Utama PT Freeport Indonesia mengundurkan diri dari jabatannya.
Mantan wakil Kepala BIN itu tidak ingin diperpanjang masa kepemimpinannya di Freeport Indonesia.
"Dengan berakhirnya masa kontrak kerja saya selama setahun sebagai karyawan pada posisi jabatan yang dipercayakan sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia dan tawaran perpanjangan dari Pimpinan Freeport McMoran, saya telah berkirim surat pengajuan pengunduran diri sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia," ujar Maroef dalam surat pernyataannya kepada seluruh karyawan Freeport Indonesia, Senin (18/1/2016).
Maroef Sjamsoeddin menjabat sebagai Direktur Utama Freeport Indonesia sejak 7 Januari 2015. Ia menggantikan Rozik B Soetjipto.