Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Konstruksi Molor, Biaya Ruas Tol Desari Membengkak

Suntikan dana land caping tersebut diberikan setelah dana talangan pemerintah melalui badan layanan umum (BLU) Rp 380 miliar yang turun di 2011 habis.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Konstruksi Molor, Biaya Ruas Tol Desari Membengkak
DOKUMENTASI WASKITA KARYA
Progres pembangunan ruas Jalan Tol Antasari-Depok, awal Desember 2015. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Masalah pertanahan telah menunda pembangunan proyek Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Hingga 2016, lahan yang dibebaskan untuk proyek ini belum mencapai 100 persen.

Padahal, proyek ini sudah diprogramkan sejak 2006. Akibatnya, ongkos konstruksi pun terus membengkak.

Per 2014 lalu saja, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberi suntikan bantuan land caping atau pembebasan lahan sebesar Rp 2 triliun untuk dua seksi.

Suntikan dana land caping tersebut diberikan setelah dana talangan pemerintah melalui badan layanan umum (BLU) Rp 380 miliar yang turun pada 2011 habis. 

Itu baru dana pembebasan lahannya, belum lagi ongkos konstruksi yang dihitung mengikuti kenaikan inflasi per tahun.

"Tanda tangan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dari 2006, berarti sudah 10 tahun. Rancangan bisnis (business plan), sudah amburadul. Nilai konstruksi tiap tahun naik karena inflasi. Kami terpaksa harus menghitung kebutuhan dana kembali," ungkap Direktur Utama PT Citra Waspphutowa Tri Agus Riyanto di di lokasi proyek, Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2016).

Dengan penandatanganan jalan tol pada 2006, seharusnya jalan tol sudah beroperasi pada 2009. Karena tertunda, nilai investasi menjadi tidak jelas.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, pada konsesi 2011 memang ada perubahan perjanjian, yaitu saat menjelang operasi, nilai investasi akan dihitung kembali.

Dalam kurun waktu 10 tahun, pembebasan lahan yang sudah selesai baru 90 persen.

Dalam rentang waktu tersebut, Tri mengakui pembebasan lahan juga sempat terhenti beberapa saat, karena pemerintah memikirkan dana dan peraturannya.

Pengadaan dana ini berasal dari pemerintah, baik Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), atau anggaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah.

Meskipun pengerjaan tol ini memang sangat lambat, namun jika kelak beroperasi akan mengurai kemacetan. Pasalnya, beban jalan non-tol di Antasari sudah sangat besar. Setiap sore jalan ini dipenuhi mobil.

Tol Desari ini bisa menghubungkan pengendara dari Antasari langsung ke Sawangan atau sebaliknya.

Tol ini dirancang sepanjang 12,1 kilometer dengan lebar jalur 3,5 meter. Pembangunan ini meliputi Cilandak Timur, Cilandak Barat, Pondok Labu, Ciganjur, Cipedak, Pangkalan Jati Baru, Gandul, Krukut, Grogol, dan Rangkapan Jaya.

Total lahan yang diperlukan untuk ruas tol ini adalah seluas 109 hektar.

Reporter: Arimbi Ramadhiani/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas