Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Premium Sudah Tak Disubsidi, Pertamina Hentikan Proyek RFID

Pengadaan RFID oleh INTI ini dalam kontrak berjalan dari April 2013-April 2018. Namun, tahun ini malah dihentikan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Premium Sudah Tak Disubsidi, Pertamina Hentikan Proyek RFID
Warta Kota/Alex Suban
Petugas SPBU di Jalan Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, menyetel alat Radio Frequency Identification Device (RFID) sebelum mengisi bensin subsidi, Minggu (24/8/2014). Alat ini digunakan untuk membatasi penggunaan bensin bersubsidi. (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Proyek pengadaan alat pengendali konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan alat Radio Frequency Identification (RFID) pada 2013 yang sempat bikin heboh, kini harus dihentikan.

Lenyapnya proyek ini karena BBM jenis premium sudah tidak lagi mendapat subsidi.

Gagalnya proyek ini membuat PT Pertamina dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) sebagai penyedia alat RFID menanggung kerugian atas proyek rintisan yang dilakukan pemerintah ini.

Pengadaan RFID oleh INTI ini dalam kontrak berjalan dari April 2013-April 2018. Namun, tahun ini malah dihentikan.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan, proyek RFID ini digunakan ketika pemakaian BBM subsidi saat itu sangat besar. Namun, karena ada kebijakan baru tidak lagi memberikan subsidi pada BBM jenis premium, proyek RFID dibatalkan.

"Sekarang, kan, adanya BBM penugasan tanpa subsidi, pakai RFID sudah tidak berguna, jadi iya, dibatalkan," terangnya, Selasa (16/2).

Sesuai rekomendasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), menurut Bambang, Pertamina dan PT INTI yang menanggung kerugian atas pembatalan proyek RFID tersebut.

Berita Rekomendasi

"Kami tanggung sama-samalah, sesuai rekomendasi BPKP. Cuma belum banyak, kok, investasinya," terangnya.

Dalam rangka mengendalikan angka konsumsi BBM subsidi di Indonesia, pemerintah telah menunjuk PT Pertamina untuk melaksanakan program RFID.

Sementara, manajemen Pertamina telah memenangkan PT INTI dalam penyediaan RFID yang akan dipasang ke 100 juta kendaraan.

Vice President Pertamina Retail Fuel Marketing Muchamad Iskandar menjelaskan, kerugian dari pengadaan RFID diutilisasi ke program lain.

"Kami belum dapat informasi angkanya soal pemasangan. Untuk program lainnya itu, seperti kartu di Batam dan Berau untuk nelayan terkait distribusi solar subsidi," tandasnya, Selasa (16/2).

Direktur Pembinaan Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Setyo Rini Tri Hutami enggan berkomentar mengenai siapa yang seharusnya menanggung kerugian dari proyek rintisan yang dikeluarkan Kementerian ESDM tersebut.

"Itu saya cek dulu, ya, takut salah bicara, soalnya itu, kan, aksi korporasi dan itu, kan, pilot project, kalau tidak salah," katanya.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT INTI Endang Yuliawaty yang dihubungi untuk konfirmasi, menyatakan tak bersedia diwawancara karena sudah tidak lagi menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan PT INTI.

Pengamat Energi Fahmi Radhi menilai, kerugian atas proyek tersebut mestinya ditanggung oleh Kementerian ESDM. Sebab, saat itu proyek RFID yang meminta Menteri ESDM. "Ini konsep, kan, tidak matang," ungkap dia.

Reporter: Azis Husaini dan Pratama Guitarra

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas