Blue Bird Optimistis, Kereta Api Bandara Tak Akan Menggerus Bisnis Taksinya
Direktur Operasional PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono tak mau melihat sisi negatifnya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pembangunan transportasi umum keretaapi rute Jakarta-Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang sudah masuk tahap pembangunan. Jika beroperasi, transportasi massal tersebut bakal menjadi pilihan utama bagi masyarakat Jabodetabek yang berangkat menuju bandara.
Dari sisi penumpang, transportasi keretaapi ke bandara tentu jadi berkah karena ada pilihan angkutan lain selain taksi dan bus umum. Namun, dari sisi pengusaha angkutan umum taksi, kehadiran keretaapi tentu mengancam jumlah penumpang mereka.
Namun demikian, Direktur Operasional PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono tak mau melihat sisi negatifnya. Ia bilang, sisi positif kehadiran moda transportasi keretaapi justru mengurangi kemacetan yang selama ini dikeluhkan pengemudi taksi.
“Kami tidak melihat keretaapi sebagai ancaman. Selama kebijakan berpihak pada angkutan umum, kami mendukung,” tutur Adrianto kepada KONTAN, Jumat (26/2).
Adrianto menilai, jika macet terurai, dampaknya akan terasa positif juga ke perusahaan taksi. Sebab, tak semua penumpang angkutan umum butuh keretaapi. Ada sebagian penumpang masih butuh taksi karena bisa mengantar sampai tujuan.
Selain itu, kehadiran keretaapi bisa menjadi peluang baru bagi perusahaan taksi, terutama mengantar penumpang dari stasiun keretaapi menuju lokasi tujuan. “Kehadiran keretaapi ini punya kelebihan,” kata Adrianto.
Meski begitu, Adrianto meminta pengelola bandara nanti tidak melupakan sarana angkutan taksi dan bus umum. “Jalur khusus angkutan umum di bandara mesti diperhatikan,” jelasnya.
Pendapat hampir senada juga disampaikan David Santoso, Direktur Keuangan PT Express Transindo Utama Tbk. David menilai, kehadiran keretaapi bandara tak akan menggerus bisnis mereka.
Alasannya, sarana transportasi umum punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keretaapi tak bisa mengantarkan penumpang langsung ke pintu rumah. “Taksi punya kelebihan di sini, bisa langsung antar door to door,” kata David.
Integrasi tiket pesawat
Pada akhirnya, kata David, yang diuntungkan dari keberadaan transportasi keretaapi tersebut adalah penumpang dari bandara maupun yang hendak menuju bandara. Para penumpang kelak bisa memilih naik keretaapi, taksi, atau bus umum.
Agar penumpang bisa memilih naik taksi, pengelola taksi merek Express dan Eagle tersebut akan meningkatkan layanan mereka. Salah satu yang kini dipertimbangkan adalah menyediakan aplikasi pemesanan taksi yang bisa terintegrasi dengan tiket pesawat.
Selain itu, perusahaan yang mangkal di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten TAXI tersebut akan meningkatkan layanan taksi premium Tiara.
“Kita belajar dari pengalaman. Di Barcelona dan Madrid, meski ada keretaapi, taksi tetap banyak peminat karena cepat dan praktis,” kata David.
Yang menjadi kekhawatiran David bukanlah pada kehadiran keretaapi bandara, melainkan kehadiran taksi ilegal berupa kendaraan roda empat yang beroperasi seperti layaknya taksi tetapi tidak melaporkan usahanya kepada pemerintah.
“Yang ilegal harus diberantas, sehingga unsur keselamatan penumpang terjamin,” jelas David.
Reporter: Dea Chadiza Syafina