Belakangan, Rupiah Tunjukkan Tren terus Menguat, Apa Penyebabnya?
"Total capital inflow (arus modal asing masuk) sejak awal tahun sudah mencapai Rp 35 triliun"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Derasnya aliran modal asing masuk ke Indonesia membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak beberapa waktu ke belakang menguat signifikan.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pendorong utama dari kenaikan rupiah pada saat ini yaitu meningkatnya kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Kepercayaan pelaku pasar tersebut, terlihat dari meningkatnya arus modal asing yang masuk ke saham maupun obligasi negara cukup besar sejak Februari 2016.
"Total capital inflow (arus modal asing masuk) sejak awal tahun sudah mencapai Rp 35 triliun," ucap Rully, Jakarta, Senin (7/2/2016).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, sepanjang periode 29 Februari 2016 hingga 4 Maret 2016, pemodal asing kembali mencatatkan beli bersih di pasar saham dengan nilai Rp 2,26 triliun, sehingga secara tahunan aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat beli bersih dengan nilai Rp 3,79 triliun.
Selain diserbu aliran modal asing, kata Rully, menguatnya rupiah juga dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed bakal menunda kenaikan suku bunga acuannya dalam waktu dekat ini.
"Pada bulan ini saya perkirakan rupiah berada pada kisaran level 13.000 hingga Rp 13.300 per dolar AS," kata Rully.
Pada sisi yang lain, Rully melihat penguatan rupiah saat ini terbilang cukup signifikan dan dapat saja berdampak negatif ke ekonomi dalam negeri karena memukul kegiatan perdagangan ekspor.
"Kalau penguatan terlalu cepat dalam waktu yang singkat juga kurang baik terhadap daya saing ekspor kita," tutur Rully.
Sejak pada 8 Februari 2016, rupiah di level Rp 13.597, kemudian pada 1 Maret 2016 di level Rp 13.347 dan penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp 13.131 per dolar AS.
Pada perdagangan hari ini menjelang penutupan, rupiah di posisi Rp 13.061, dimana pergerakannya berada pada kisaran level Rp 12.984 hingga Rp 13.070 per dolar AS.