Lewat Cybreed, Gibran Huzaifah Sukses Kembangkan Teknologi Pemberian Pakan Ikan Via Smartphone
Lewat Cybreed, Gibran Huzaifah membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien, memberi pakan melalui kontrol smartphone.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Endeavor Indonesia, gerakan kewirausahaan yang fokus pada pengembangan high impact entrepreneurship, kembali mendapat kabar baik dan membanggakan.
Sejumlah entrepreneur dalam network Endeavor Indonesia berhasil mencuri perhatian internasional.
Mereka adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari situs e-commerce Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.
Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis marketplace online.
Di 2015, sekitar 500 ribu UMKM bergabung ke Bukalapak, dengan pendapatan rata-rata Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.
“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet," kata Achmad Zaky, Jumat (11/3/2016).
"Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka," imbuh Zaky.
Sosok Gibran Huzaifah juga tak kalah inspiratif. Melalui Cybreed, dia membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien lewat teknologi eFishery.
Cybreed ciptaannya berupa alat pemberi pakan ikan dengan sensor untuk mendeteksi nafsu makan ikan dan memberikan pakan sesuai kebutuhan.
Petani dapat mengontrol ternak dari smartphone, menghemat 70 persen sumber daya yang selama ini terserap ke aktivitas memberi pakan ikan saja.
Dengan 40 persen populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis Gibran berpotensi memberikan dampak besar.
Menurut situs startup Aitinesia, Gibran sudah memperkenalkan alat eFishery ini dalam banyak lomba yang ia ikuti dan berbagai pertemuan startup.
Hasilnya, eFishery berhasil menjuarai ICT Awards di 2013, dan Get in The Ring di tahun berikutnya.
Dari lomba-lomba tersebut, Gibran tak hanya mendapat hadiah berupa uang dalam jumlah yang besar, tapi juga kesempatan untuk mengembangkan koneksi hingga ke benua Afrika.
Masih menurut situs yang sama, eFishery berhasil mendapatkan pendanaan dari 2 perusahaan. Masing-masing Aqua-Spark asal Belanda dan Ideosource dari Indonesia.
Tidak disebutkan berapa jumlah pendanaan yang diberikan, namun istilah Pra-Seri A dalam skema pendanaan ini menyiratkan akan adanya dukungan pendanaan susulan di kemudian hari.
Amy Novogratz, partner di Aqua-Spark menilai, eFishery punya potensi untuk memberikan dampak yang besar bagi industri perikanan di Indonesia dan di dunia.
East Bali Chasews
East Bali Cashews, produsen kacang mete di Bali, sukses memenangi penghargaan bergengsi Award for Corporate Excellence (ACE) dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat atas dampak sosial yang mereka ciptakan.
East Bali Cashews membantu masyarakat lokal di Bali meningkatkan kualitas kacang mete yang mereka tanam dan mengolahnya.
“Sebelumnya, masyarakat Bali Timur hanya bertani mete, sementara pengolahan berada di luar negeri. Kami melihat peluang agar masyarakat dapat menghasilkan produk premium berharga terjangkau di lingkungannya sendiri, menciptakan peluang ekonomi lebih besar,” cerita Aaron Fishman, pendiri dan CEO East Bali Cashews.
Perusahaan ini telah membuka lapangan kerja bagi sedikitnya 350 orang di Bali Timur serta menyediakan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan bagi lebih dari 800 anak-anak pekerja.
High impact entrepreneur berperan strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan secara global akan dibutuhkan 500 juta pekerjaan pada 2020. Di Indonesia, diperlukan lebih dari 17 juta pekerjaan.
“Karena itu, Endeavor melalui program-programnya memberikan akses ke mentorship, network, dan smart capital bagi high impact entrepreneur sehingga mereka dapat tumbuh dan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan,” ujar Sati Rasuanto, managing director Endeavor Indonesia.
Survei Bank Dunia di 2009 menemukan, hanya 16 persen perusahaan Indonesia yang dikategorikan scale-up, namun dari angka tersebut mampu menciptakan 52% dari total pekerjaan baru selama tiga tahun beroperasi.
“Bukalapak, Cybreed, dan East Bali Cashews adalah contoh nyata bahwa high impact entrepreneur mampu memberikan dampak yang langsung terasa pada masyarakat,” jelas Sati.
Menurut Sati, High impact entrepreneur berperan strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan secara global akan dibutuhkan 500 juta pekerjaan pada 2020.
Sati mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih dari 17 juta pekerjaan.
“Karena itu, Endeavor melalui program-programnya memberikan akses ke mentorship, network, dan smart capital bagi high impact entrepreneur sehingga mereka dapat tumbuh dan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan,” ujar Sati.