Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Organda: Praktik Bisnis Uber dan Grab Taksi di Indonesia Tak Adil Buat Buat Bisnis Angkutan Umum

Menurut Adrianto perang tarif yang dibawa oleh Uber Taksi dan Grab Car ke Indonesia tidak adil untuk bisnis angkutan umum.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Organda: Praktik Bisnis Uber dan Grab Taksi di Indonesia Tak Adil Buat Buat Bisnis Angkutan Umum
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah angkutan umum menunggu penumpang di Terminal Blok M, Jakarta, Senin (12/10/2015). Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan bahwa pendapatan angkutan umum seperti taksi, bus, dan jenis angkutan lainnya turun hingga 40 persen akibat maraknya keberadaan ojek online. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Rugi Miliaran Dollar, Uber Taksi Masih Bisa Senyum

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari hasil temuan Organisasi Gabungan Angkutan Darat, Uber Taksi mengalami kerugian sampai 1,7 miliar dollar AS. Namun hal tersebut adalah langkah untuk promosi ke masyarakat agar menggunakan tarif angkutan murah.

Ketua DPP Organda Jakarta, Adrianto Joko Sutono menilai hal yang dilakukan Uber Taksi untuk perang tarif tidak adil. Karena hal tersebut mematikan usaha bagi angkutan umum yang kecil.

"Mereka (Uber Taksi) rugi 1,7 miliar dollar AS, tapi masih bisa tersenyum," ujar Adrianto di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Menurut Adrianto perang tarif yang dibawa oleh Uber Taksi dan Grab Car ke Indonesia tidak adil untuk bisnis angkutan umum. Pasalnya pemenangnya sudah pasti ditentukan oleh pemegang modal terbesar.

"Kita kan perang tarif. Yang besar pasti yang menang," ungkap Adrianto.

Adrianto pun berharap agar pemerintah bisa mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan untuk membatasi perang tarif yang terjadi saat ini. Karena jika terus dibiarkan, maka banyak pengusaha taksi konvensional bakal gulung tikar dari industri jasa angkutan publik.

BERITA REKOMENDASI

"Siapa yang sanggup bertahan, kalau ini tidak ditertibkan," kata Adrianto.

Adrianto menambahkan, perusahaan asing sebesar Uber Taksi dan Grab Car bisa merambah ke jenis usaha lainnya. Hal itu pun akan mengancam pengusaha tak hanya dari transportasi umum saja.

"Belum lagi, mereka akan masuk ke bidang-bidang lain, seperti logsitik dan lainnya," papar Adrianto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas