Tahun 2015 Holcim Indonesia Catat Laba Rp 175 Miliar
Di tengah situasi perlambatan ekonomi, Holcim mencatatkan penurunan pendapatan 2,6 persen menjadi Rp 9,2 triliun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah situasi perlambatan ekonomi, Holcim mencatatkan penurunan pendapatan 2,6 persen menjadi Rp 9,2 triliun.
Perusahaan mencatat laba sebesar Rp 175 milyar, turun dari Rp 660 milyar pada tahun 2014.
Penurunan laba ini merupakan cerminan dari lesunya penjualan ditambah lonjakan biaya-biaya dari penyelesaian proyek pabrik baru di Tuban.
Juga peningkatan tarif dasar listrik, dan biaya restrukturisasi sebelum dilakukannya integrasi dengan PT Lafarge Cement Indonesia.
Himbauan Pemerintah untuk menurunkan harga jual semen produksi BUMN pada awal tahun 2015 lalu, telah berdampak pada pendapatan bisnis sementara permintaan cenderung menurun.
“Walaupun tahun 2015 diwarnai dengan tekanan harga dan penurunan pendapatan, kami tetap mampu mempertahankan pangsa pasar," kata Gary Schutz, CEO Holcim Indonesia Tbk dalam keterangan pers, Rabu (16/3/2016).
Pihaknya juga berhasil melakukan restrukturisasi untuk operasional yang lebih efisien dan produktif, serta sukses menyelesaikan proses integrasi dengan Lafarge Indonesia.
Tahun 2015 sebagai masa refleksi sebelum menyongsong pertumbuhan yang lebih kuat seiring dengan perkembangan Indonesia kedepan.
"Kini kami memiliki kapasitas di Sumatera, pabrik moderen di Tuban, Jawa Timur, memperluas jangkauan pasar, dan jajaran Direksi yang kompeten," katanya.
Dikatakannya, konsumsi semen nasional 5 persen lebih rendah pada akhir semester pertama tahun lalu yaitu 28 juta ton.
Setelah anggaran belanja Pemerintah akhirnya disetujui, proyek-proyek infrastruktur mulai berjalan dan permintaan mencapai peningkatan pada periode semester kedua.
"Walaupun tetap belum cukup menutupi hingga akhir tahun, konsumsi semen nasional pun turun menjadi 60,9 juta ton atau 1,7 persen lebih rendah dari tahun 2014," katanya.