Revisi Pengembangan Blok Masela dari Laut ke Darat, Bukti Inkonsistensi Sikap Pemerintah
"Bagi saya pribadi menyimpan pertanyaan besar, bukankah kesepakan di awal off shore?"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Keputusan Pemerintahan Jokowi memilih pengelolaan Lapangan Abadi di darat menggunakan pipa (on shore) dalam pengelolaan Blok Masela di Laut Arafuru masih menyisakan pertanyaan.
Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu menilai, keputusan itu membuat ada revisi Plan of Development (PoD) dari laut (off shore) menjadi di darat (on shore) yang mengakibatkan investor menjadi tidak siap.
"Bagi saya pribadi menyimpan pertanyaan besar, bukankah kesepakan di awal off shore?" ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (24/3/2016).
"Kenapa ada perhitungan yang berbeda dan saling bertentangan, yang satu off shore lebih murah, yang satunya lagi sebaliknya?" tanyanya lagi.
Menurutnya, perubahan keputusan pemerintah ini akan sangat mempengaruhi kepercayaan investor.
"Bukankah ini akan berdampak bagi kepercayaan investor? Siapa yang bermain dan siapa yang diuntungkan," katanya.
Dia mengingatkan, inkonsistensi sikap pemerintah akan berdampak pada kepercayaan investor.
Karenanya, dia menyarankan agar pengelolaan Blok Masela ini ditarik kembali dan serahkan kepada BUMN sesuai dengan amanah Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
"Pandangan saya sekalian saja tarik kembali dan serahkan kepada BUMN kita, itu baru sesuai amanah UUD 1945 pasal 33," sarannya.
Diberitakan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengucap sukur atas keputusan Presiden Jokowi yang akhirnya memutuskan proyek Blok Masela dibangun di darat dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan saran yang diberikan.
"Alhamdulillah, akhirnya Presiden putuskan kilang Masela dibangun di darat. Dalam kasus Masela, Presiden Jokowi telah menjalankan amanah konstitusi yang sebenar-benarnya agar sumber daya alam digunakan sebesar-besarnya untuk rakyat Indonesia," ujar Rizal Ramli kepada Tribunnews.com, Rabu (23/3/2016).
" Semoga rakyat Indonesia semakin mendapatkan manfaat dari sumberdaya alam yg melimpah yang Tuhan berikan, amin," tambah Rizal Ramli.
Presiden resmi mengumumkan proyek Blok Masela saat menggelar jumpa pers di Ruang Tunggu Keberangkatan Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
"Terkait dengan Blok Masela, setelah melalui banyak pertimbangan, setelah melalui banyak sekali masukan-masukan dan input yang diberikan pada saya dan juga ini adalah sebuah proyek jangka panjang," kata Presiden.
"Tidak hanya setahun, dua tahun, tidak hanya 10 tahun 15 tahun tetapi proyek yang sangat panjang, yang menyangkut ratusan triliun rupiah," lanjutnya.
"Oleh sebab itu, dari kalkulasi, dari perhitungan, dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung, kita putuskan kita bangun di darat," Presiden memastikan kembali.
Presiden mengharapkan, dengan keputusan ini dapat berimbas bagi perekonomian daerah, juga nasional.