Penyaluran Kredit BNI Tetap Tumbuh Disaat Ekonomi Lesu
"Meskipun demikian, pertumbuhan kredit BNI mengindikasikan kinerja yang tetap stabil,"
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuartal I 2016 tergolong periode waktu yang cukup berat.
Hal ini mengingat terjadinya tekanan terhadap beberapa sektor ekonomi yang menjadi segmen andalan PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengungkapkan sektor perdagangan saat ini sedang tertekan akibat menurunnya permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor.
"Meskipun demikian, pertumbuhan kredit BNI mengindikasikan kinerja yang tetap stabil," ujar Baiquni, Selasa (12/4/2016).
Penyaluran kredit BNI tetap mengalami pertumbuhan bahkan hingga dua digit, yaitu tumbuh 21,2 persen dari Rp 269,51 triliun pada Kuartal I 2015 menjadi Rp 326,74 triliun pada Kuartal I 2016.
Beberapa sektor telah menjadi tumpuan pertumbuhan kredit, baik dari Sektor Business Banking maupun Sektor Consumer Business, dimana alokasi penyaluran kredit terbesar atau 71,7 persen dari total kredit, dicairkan untuk Sektor Business Banking.
"Hal itu sebagai bentuk dukungan BNI terhadap penciptaan lapangan-lapangan kerja," kata Baiquni.
Kredit ke Sektor Business Banking meningkat 22,7 persen dari Rp 190,95 triliun menjadi Rp 234,22 triliun.
Salah satu sektor yang menjadi penopang naiknya Kredit di Sektor Business Banking adalah kredit ke sektor Konstruksi yang tumbuh 127,5 persen dari Rp 2,63 triliun menjadi Rp 5,99 triliun pada Kuartal I 2016.
Kredit BNI yang tumbuh terjadi pada sektor Manufaktur; Pertanian; Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi; Konstruksi; Kelistrikan, gas, dan Air; dan Pertambangan.
Sementara itu, untuk kredit ke Sektor Consumer Business, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 9,8 persen dari Rp 52,53 triliun menjadi Rp 57,65 triliun.
"BNI menaruh perhatian serius pada penetrasi terhadap kredit yang berbasiskan payroll," kata Baiquni.