Pembangkit Listrik, Peluang Bisnis Menggiurkan Buat Bukit Asam Tbk
"Setiap tahun, permintaan batubara bakal meningkat seiring rencana pemerintah meningkatkan electrification ratio jadi 97% pada 2019."
Editor: Choirul Arifin
Secara tidak langsung, kondisi ini membuat fundamental keuangan PTBA sangat kuat. Apalagi, bisnis pembangkit listrik butuh investasi besar.
Jika melihat hal ini, analis Minna Padi Investama Christian Saortua lebih menyukai PTBA ketimbang ADRO.
Christian menambahkan, investasi bisnis pembangkit listrik memang mahal. Tapi, margin bisnis ini besar. Christian bilang, setidaknya emiten memperoleh margin 20%.
Cuma, break event point (BEP) bisnis pembangkit terhitung lama, minimal delapan hingga sembilan tahun.
Tapi, hal ini bisa dikompensasi jika emiten memiliki sumber daya batubara yang bisa disinergikan dengan bisnis pembangkit listrik.
Lagipula, sebagian duit yang digunakan untuk investasi pembangkit listrik merupakan pengalihan dari biaya eksplorasi tambang.
"Memang mahal, tapi sekalinya dapat kontrak tinggal duduk-duduk terima duit," tutur Christian.
Destya merekomendasikan buy PTBA dengan target harga Rp 9.600 per saham, yang mencerminkan price to earning ratio (PER) 5,5 kali.
Analis Bahana Securities Arandi Arianta dan analis Trimegah Securities Kevie Aditya juga kompak merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 7.800 dan Rp 9.600 per saham.
Reporter: Dityasa H Fordda