Pelajar Indonesia Berkontribusi Geliat Industri Properti di Australia
Orang Indonesia ternyata cukup banyak yang memutuskan untuk membeli properti di Australia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor pendidikan merupakan faktor penting sebagai pendorong industri properti di Australia.
Sejak tahun 1980an, kota-kota di Benua Kanguru ini sudah mulai diserbu oleh warga Jepang, lalu disusul oleh warga Tiongkok. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Orang Indonesia ternyata cukup banyak yang memutuskan untuk membeli properti di Australia.
Bahkan menurut Property Affordability Sentiment Index Survey 2015 yang dilakukan Rumah.com bersama lembaga riset Added Value Saffron Hill, Australia merupakan salah satu negara yang diincar oleh para investor properti Indonesia, selain Singapura, Malaysia, Amerika Selatan dan Kanada pada tahun 2016.
“Pendidikan memang menjadi salah satu pendorong industri properti dan jenis hunian yang menjadi incaran konsumen maupun investor adalah apartemen. Setiap tahun, ada ribuan mahasiswa baru yang membutuhkan tempat tinggal, dan ini adalah pasar yang menarik," kata Wasudewan, Country Manager Rumah.com, Kamis (14/7/2016).
Dikatakannya, selain karena keterbatasan lahan dan harga yang relatif lebih bagus, apartemen menyediakan banyak fasilitasi pendukung dengan akses terjangkau, seperti kolam renang, pusat belanja atau area studi yang nyaman di lingkungan sekitar.
Ia juga menambahkan, Property Affordability Sentiment Index Survey 2015 mengungkapkan bahwa 21% investor properti Indonesia memilih investasi di luar negeri untuk alasan rencana pendidikan anak.
Dengan beragam kemudahan dan fasilitas pendidikan kelas global, alasan para investor membidik Australia pun kian menguat.
“Di Australia, terdapat sekitar 16.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu,” kata Aimee Sukesna,
Head of Marketing and Public Relations dari lembaga pendidikan Uni Sadhu Guna (www.unisadhuguna.org), yang memfasilitasi para pelajar Indonesia untuk siap melanjutkan pendidikan ke kampus-kampus kelas dunia, termasuk Australia.
Sepanjang tahun 2015, tercatat sekitar 645.000 pelajar internasional di Australia dan berkontribusi sekitar 19 Miliar AUD kepada ekonomi negeri Kanguru tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu industri penting bagi Australia setelah bijih besi serta batu bara, dan bersaing ketat dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Selandia Baru, Kanada dan Jerman.
Menurut Aimee, harga sewa hunian yang tinggi di Australia menjadi stimulus tingginya investor properti yang datang dari para pelajar asing.
“Misalnya, untuk biaya sewa mingguan di area Melbourne dan Sydney mencapai 300 sampai dengan 600 AUD. Sementara di Perth sedikit lebih rendah, mulai dari 150 – 300 AUD per minggu. Pada akhirnya orang tua lebih memilih untuk menyicil unit apartemen dan rumah sebagai penginapan anak-anaknya,” jelas Aimee.