Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perbaiki NPL, BNI Tekan Penyaluran Kredit ke Sektor Pertambangan

BNI saat ini menyeleksi segmen korporasi yang akan dikucurkan kredit, guna menekan rasio kredit bermasalah

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Perbaiki NPL, BNI Tekan Penyaluran Kredit ke Sektor Pertambangan
Tribunnews/JEPRIMA
Direktur Tresuri BNI Panji Irawan dan Direktur Operasional BNI Bob T. Ananta saat memukul beduk sebagai prosesi pelepasan penumpang KA peserta Rejeki Mudik BNI 2016 di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (2/7/2016) malam. Sebanyak 1.000 nasabah Bank BNI menikmati mudik dengan kereta api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Senen. Sebanyak 400 orang tercatat menggunakan satu rangkaian Kereta Api Argo Lawu tujuan Solo dan Yogjakarta. Keberangkatannya dilepas oleh beberapa direksi Bank BNI dan direksi PT Kereta Api Indonesia. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) saat ini menyeleksi segmen korporasi yang akan dikucurkan kredit, guna menekan rasio kredit bermasalah (NPL)

Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, rasio kredit bermasalah perseroan pada semester I 2016 mencapai 3 persen, dimana segmen korporasi penyumbang terbesar dari keseluruhan NLP tersebut.

"NPL 3 persen, banyak didrive korporasi‎ 1,5 persen menjadi 3,1 persen. Ini satu nasabah yaitu Trikomsel (PT Trikomsel Oke Tbk/TRIO) men-drive NPL kredit BNI menjadi 3 persen," tutur Rico di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Penyaluran kredit BNI ke depan, kata Rico, akan diperketat atau tidak disalurkan kepada sektor-sektor yang memiliki risiko tinggi, satu di antaranya pada perusahaan pertambangan karena bisnisnya sedang mengalami penurunan.

Sementara itu, ekspansi kredit segmen korporasi yang akan lebih ditingkatkan yaitu sektor perkebunan, kontruksi dan kelistrikan. Di mana, perusahaan di sektor tersebut tidak menunjukan rasio kredit bermasalah selama ini, walaupun perkebunan sekarang tertekan.

"Meskipun komoditi mengalami penurunan, suka enggak suka kelapa sawit ini primadona negara kita," ucap Rico.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas