Saham Krakatau Steel Makin Seksi karena Proyek Properti
"Selain infrastruktur permintaan baja dari sektor otomotif juga akan mendorong permintaan baja ke depan," kata Angka.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sejumlah analis menilai prospek saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), emiten baja, masih akan bagus ke depannya.
Hal itu seiring dengan pembangunan infrastruktur nasional yang menopang pertumbuhan industri baja nasional.
Equity Analyst BNI Securities Angka Adiwirasta menilai, prospek sektor baja nasional akan ditopang oleh pembangunan infrastruktur yang akan berjalan linier terhadap konsumsi baja domestik.
"Selain infrastruktur permintaan baja dari sektor otomotif juga akan mendorong permintaan baja ke depan," kata Angka.
Sementara Head Of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada melihat prospek Krakatau Steel didasarkan pada perbaikan kinerja Krakatau Steel yang harus terus konsisten.
"Tantangan terbesar bagi Krakatau Steel saat ini bagaimana hasil produknya dapat diserap oleh domestik seperti di sektor otomotif, konstruksi, properti dan lainnya," kata Reza.
Jika terserap, maka akan berdampak positif untuk perbaikan kinerja Krakatau Steel sendiri. NH Korindo Securities sendiri memperkirakan book value Krakatau Steel di kisaran Rp 1.600.
Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Krakatau Steel menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Caranya, melalui penawaran umum terbatas (rights issue) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp 1,87 triliun yang terdiri dari penyertaan modal negara senilai Rp 1,5 triliun dan investor publik senilai Rp 375 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2016, analis Danareksa Capital, Guntur Tri Haryanto mengatakan, nilai buku Krakatau Steel per semester I 2016 sebesar 1,813 miliar dollar atau Rp 1.500 per saham (kurs Rp 13.180).
Artinya harga saat ini terdiskon 42 persen dari nilai bukunya jika mengacu pada laporan semester I 2016.
Guntur melihat, laba usaha Krakatau Steel yang meningkat di semester I 2016 memperlihatkan membaiknya sektor baja dalam negeri.
Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol mulai meningkatkan permintaan baja domestik.
Artinya, volume penjualan Krakatau Steel bisa naik lagi melihat proyek-proyek pemerintah saat ini.
Guntur menilai prospek saham Krakatau Steel ke depan masih baik. Sebab perluasan bisnis secara internal juga terus berjalan.
"Pada 22 Agustus lalu, Krakatau Steel telah melakukan ground breaking pabrik yang akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton," ucap Guntur.
Penulis: Iwan Supriyatna